15.04.2023 Views

Membina Kelarga Sehat

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Membina</strong> Keluarga <strong>Sehat</strong><br />

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu<br />

kepada perempuan itu."18 Lalu Ia kembali membungkuk dan terus menulis.<br />

Ia tidak mengesampingkan hukum Musa atau melanggar kekuasaan Roma.<br />

Para penuduh itu kalah. Sekarang, dengan jubah kekudusan yang munafik itu dirobek<br />

dari tubuh mereka, mereka berdiri dengan rasa bersalah dan terhukum, di hadapan kesucian<br />

yang tak terhingga. Mereka gemetar ketakutan kalau-kalau kejahatan yang tersembunyi<br />

dalam kehidupannya dinyatakan di hadapan khalayak ramai, maka dengan kepala tertunduk<br />

dan mata yang sayu satu per satu mereka beringsut meninggalkan korbannya bersama<br />

Juruselamat yang penuh belas kasihan.<br />

Yesus bangkit lalu memandang wanita itu dan bertanya, "Hai perempuan, di manakah<br />

mereka. Tidak adakah seorang yang menghukum engkau? Jawabnya, Tidak ada Tuhan. Lalu<br />

kata Yesus, Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi,<br />

mulai sekarang."19<br />

Perempuan itu gemetar ketakutan berdiri di hadapan Yesus. Ucapan Yesus<br />

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu<br />

kepada perempuan itu," baginya adalah suatu vonis hukuman mati. Dia tidak berani<br />

mengangkat muka memandang wajah Yesus, tetapi dengan berdiam diri dia menantikan<br />

kebinasaannya. Dalam keheranan dia memperhatikan para penuduhnya<br />

beranjak kesal tanpa berbicara; kemudian kata-kata pengharapan terdengar di<br />

telinganya, "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi,<br />

mulai dari sekarang." Hatinya hancur, dan sambil bersujud di kaki Yesus dia menyatakan<br />

kasih dan rasa syukurnya dengan menangis, dengan air mata kepahitan dia mengakui dosadosanya.<br />

Baginya itulah permulaan satu kehidupan yang baru, satu kehidupan penuh kemurnian<br />

dan damai, yang dipasrahkan kepada Allah. Dalam mengangkat jiwa yang tenggelam ini<br />

Yesus melakukan satu mukjizat yang lebih besar dari penyembuhan sakit jasmani yang<br />

paling gawat; Ia menyembuhkan penyakit rohani yang dapat mengakibatkan kematian<br />

kekal. Perempuan yang bersalah ini menjadi salah seorang pengikut-Nya yang paling setia.<br />

Dengan kasih dan pengabdian yang tidak mementingkan diri dia menunjukkan rasa<br />

bersyukurnya atas kemurahan-Nya yang mengampuni itu. Bagi perempuan yang bersalah ini<br />

dunia hanya mempersalahkan dan mencaci maki, tetapi Orang yang Tidak Berdosa itu<br />

merasa iba atas kelemahannya dan mengulurkan tangan menolong dia. Sementara orang<br />

Farisi mencelanya, Yesus menyuruh dia, "Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi."<br />

Yesus mengetahui keadaan setiap jiwa. Lebih besar kesalahan orang berdosa itu, lebih<br />

banyak dia membutuhkan Juruselamat. Hati-Nya yang penuh kasih ilahi dan rasa simpati itu<br />

dicurahkan paling banyak bagi orang yang paling tidak berdaya terikat dalam jerat musuh.<br />

52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!