15.04.2023 Views

Membina Kelarga Sehat

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Membina</strong> Keluarga <strong>Sehat</strong><br />

berjaga menantikan saat yang mereka anggap satu-satunya kesempatan untuk disembuhkan.<br />

Ia rindu menjalankan kuasa penyembuhan-Nya dan menyembuhkan setiap penderita. Tetapi<br />

hari itu adalah hari Sabat. Orang banyak sedang pergi ke kaabah untuk berbakti, dan Ia tahu<br />

bahwa tindakan penyembuhan seperti itu akan menimbulkan prasangka orang Yahudi<br />

sehingga dapat mempersingkat pekerjaan-Nya.<br />

Tetapi Juruselamat melihat satu keadaan yang sangat parah. Ada seorang yang lumpuh<br />

tidak berdaya sudah berada di sana selama tiga puluh delapan tahun. Penyakitnya itu<br />

kebanyakan diakibatkan oleh kebiasaan buruknya sendiri dan dianggap sebagai hukuman<br />

dari Allah. Seorang diri tanpa sahabat, merasa dikucilkan dari belas kasihan Allah, penderita<br />

ini telah melewati tahun-tahun yang panjang dalam kesengsaraannya. Pada saat air itu akan<br />

bergoncang menurut harapan mereka, mereka yang merasa iba pada ketidakberdayaannya<br />

akan membawa dia ke serambi. Tetapi pada saat yang tepat tidak ada orang yang<br />

menolongnya. Dia telah melihat gelombang air itu, tetapi tidak pernah sanggup untuk<br />

beringsut lebih jauh dari pinggir kolam itu. Orang-orang lain yang lebih kuat dari dia akan<br />

meloncat ke dalam mendahuluinya. Penderita yang malang itu tidak berhasil bersaing<br />

dengan orang banyak yang mementingkan dirinya sendiri dan saling berebutan itu. Usaha<br />

yang mati-matian untuk mencapai satu tujuan, dan kerinduan serta kekecewaan yang<br />

berkepanjangan dengan cepat menghabiskan sisa tenaganya.<br />

Orang sakit itu tergeletak di atas tikarnya, dan sekali-sekali mengangkat kepalanya<br />

melihat ke kolam itu, ketika sebuah wajah lembut membungkuk dan menyapanya dengan<br />

rasa iba, "Maukah engkau sembuh?" menguasai perhatiannya. Pengharapan terbit dalam<br />

hatinya. Dia merasa dirinya akan tertolong dengan sesuatu cara. Tetapi sinar semangatnya<br />

cepat sirna. Dia teringat betapa sering dia berusaha mencapai kolam itu, sekarang dia hanya<br />

mempunyai sedikit harapan hidup sebelum kolam itu bergoncang lagi. Dia menoleh sambil<br />

berkata, "Tuan, kalau air itu bergoncang, tidak ada orang yang menyeret saya ke dalam<br />

kolam itu; tetapi bilamana saya sudah menghampirinya, orang lain akan menginjak saya dan<br />

terjun ke kolam itu di hadapan saya."<br />

Yesus katakan kepadanya, "Bangunlah dan angkatlah tilammu dan berjalanlah."12<br />

Dengan suatu harapan baru orang sakit itu menatap wajah Yesus. Penampilan wajah-Nya,<br />

kelembutan suara-Nya, berbeda dengan orang yang lain. Kasih dan kuasa nampaknya<br />

terhembus dari hadirat-Nya. Iman orang lumpuh itu memegang kata-kata Kristus. Tanpa<br />

ragu dia memutuskan dalam hati untuk menurut, dan sementara dia melakukan ini seluruh<br />

tubuhnya bereaksi.<br />

Setiap saraf dan otot dirangsang dengan kehidupan baru, dan anggota tubuhnya yang<br />

lumpuh itu bergerak dengan sehat. Sambil melompat berdiri dia langsung berjalan dengan<br />

langkah yang tegap dan bebas sambil memuji Allah dan bergembira dengan kekuatannya<br />

yang baru itu.<br />

49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!