15.04.2023 Views

Membina Kelarga Sehat

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Membina</strong> Keluarga <strong>Sehat</strong><br />

keras. Dengan kelemahlembutan yang penuh belas kasihan Ia memandang wajah-wajah<br />

mereka yang berduka dan berhias airmata. Di mata-Nya sendiri, dan dalam nada suara-Nya,<br />

airmata itu ada ketika Ia berkata, "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan<br />

beristirahatlah seketika!"3<br />

Di Betsaida, di ujung utara Laut Galilea, ada satu daerah sepi yang elok dengan<br />

kesegaran musim semi nan menghijau, yang menyajikan sambutan penyegaran bagi Yesus<br />

dan murid-murid-Nya. Ke tempat inilah mereka pergi berperahu menyeberangi danau itu. Di<br />

sini mereka dapat beristirahat, jauh dari hiruk-pikuknya kerumunan orang banyak. Di sini<br />

para murid itu mendengar kata-kata Kristus, tanpa diganggu oleh kata-kata pedas dan<br />

tuduhan orang-orang Farisi. Di sini mereka berharap akan menikmati satu waktu yang<br />

singkat untuk bercengkerama dalam persekutuan dengan Tuhan mereka.<br />

Hanya sebentar saja waktu yang Yesus luangkan bersama murid-murid-Nya yang<br />

kekasih itu, namun betapa berharganya saat-saat yang singkat itu bagi mereka. Mereka<br />

membicarakan bersama tentang pekerjaan injil dan kemungkinan untuk menjadikan<br />

pekerjaan mereka lebih efektif dalam menjangkau orang banyak. Pada saat Yesus<br />

membukakan di hadapan mereka perbendaharaan kebenaran, semangat mereka dibangkitkan<br />

oleh kuasa ilahi dan diilhami dengan pengharapan dan keberanian.<br />

Namun segera Ia dicari kembali oleh orang banyak. Menduga bahwa Ia telah pergi ke<br />

tempat peristirahatan-Nya yang biasa, orang banyak itu pergi membuntuti-Nya ke tempat<br />

itu. Harapan-Nya untuk bisa mendapat satu jam saja waktu untuk beristirahat pun terganggu.<br />

Namun di dalam lubuk hati-Nya yang murni dan penuh belas kasihan itu, Gembala yang<br />

Baik dari kawanan domba itu hanya ada kasih dan rasa iba kepada jiwa-jiwa yang gundah<br />

gulana dan haus itu. Seharian Ia melayani kebutuhan mereka, dan pada petang hari Ia<br />

menyuruh mereka pulang ke rumah untuk beristirahat.<br />

Dalam suatu kehidupan yang sepenuhnya dibaktikan demi kebaikan orang lain,<br />

Juruselamat menemukan pentingnya beralih dari kegiatan yang tak henti-hentinya dan<br />

kontak dengan kebutuhan manusia itu, untuk mencari perhentian dan hubungan yang tak<br />

terputus dengan Bapa-Nya. Begitu rombongan orang banyak yang mengikuti Dia itu<br />

beranjak pulang, Ia pergi ke pegunungan, dan di sana, seorang diri bersama Allah,<br />

mencurahkan jiwa-Nya dalam doa untuk orang-orang yang menderita, penuh dosa dan<br />

berkekurangan itu.<br />

Pada waktu Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa tuaian begitu besar<br />

dan pekerja begitu sedikit, Ia tidak mendesak kepada mereka akan perlunya bekerja tanpa<br />

henti, namun Ia berkata kepada mereka, "Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya<br />

tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."4 Kepada pekerja-pekerja-<br />

Nya yang sekarang ini bekerja keras, sama seperti kepada murid-murid-Nya yang pertama,<br />

Ia mengucapkan kata-kata penuh belas kasihan, "Marilah ke tempat yang sunyi, ... dan<br />

33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!