15.04.2023 Views

Membina Kelarga Sehat

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Membina</strong> Keluarga <strong>Sehat</strong><br />

berlimpah persediaan makanan untuk kebutuhan umat manusia. Tetapi sifat mementingkan<br />

diri dan pemanjaan selera telah membawa dosa dan penderitaan; berlebihan di tangan satu<br />

orang, tetapi di tangan orang lain berkekurangan.<br />

Yesus tidak berusaha menarik orang kepada-Nya dengan memuaskan keinginan akan<br />

kemewahan. Bagi orang banyak itu, yang sudah letih dan lapar setelah satu hari penuh<br />

semangat, makanan sederhana itu adalah jaminan kuasa dan pemeliharaan-Nya bagi mereka<br />

dalam kebutuhan sehari-hari. Juruselamat tidak menjanjikan kemewahan dunia kepada para<br />

pengikut-Nya, nasib mereka mungkin terbelenggu dalam kemiskinan; tetapi perkataan-Nya<br />

menjanjikan bahwa kebutuhan mereka akan dicukupkan, dan Ia telah menjanjikan apa yang<br />

lebih baik dari harta benda dunia ini, yaitu penghiburan senantiasa dari hadirat-Nya sendiri.<br />

Sebab itu janganlah kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan<br />

kami pakai? Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya<br />

itu. Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan<br />

ditambahkan kepadamu.25<br />

Sesudah orang banyak itu diberi makan, ternyata banyak makanan tersisa. Yesus<br />

menyuruh murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak<br />

ada yang terbuang."26 Petunjuk ini berarti lebih dari pada menaruh makanan ke dalam<br />

bakul. Pelajaran itu bermaksud ganda. Tidak ada yang boleh dibuang. Kita tidak boleh<br />

membiarkan keuntungan materi terbuang. Seharusnya kita tidak mengabaikan sesuatu yang<br />

bermanfaat kepada umat manusia. Hendaknya dikumpulkan segala sesuatu yang akan<br />

memenuhi kebutuhan orang-orang di dunia ini yang kelaparan. Dengan ketelitian yang sama<br />

kita harus menyimpan roti surga untuk memenuhi kebutuhan jiwa. Dengan setiap perkataan<br />

Allah kita akan hidup. Jangan ada yang hilang dari apa yang pernah diucapkan Allah.<br />

Janganlah kita mengabaikan satu kata pun yang menyangkut keselamatan kita yang kekal.<br />

Tidak boleh ada satu kata yang jatuh ke tanah dengan sia-sia.<br />

Mukjizat potongan-potongan roti itu mengajarkan ketergantungan kepada Allah. Pada<br />

waktu Kristus memberi makan lima ribu orang, makanan itu tidak berada dekat di tangan.<br />

Seolah-olah Ia tidak mempunyai apa-apa di tangan-Nya. Di situlah Dia, dengan lima ribu<br />

orang laki-laki saja, belum terhitung wanita dan anak-anak, di padang belantara. Ia tidak<br />

mengajak orang banyak itu supaya mengikuti-Nya ke sana. Karena rindu untuk berada di<br />

dekat-Nya maka orang banyak itu telah datang tanpa diundang atau disuruh. Tetapi Ia tahu,<br />

setelah mendengar pengajaran-Nya seharian, tentu mereka kelaparan dan kelelahan. Mereka<br />

berada jauh dari rumah, dan malam sudah tiba. Banyak di antara mereka tidak mempunyai<br />

uang untuk membeli makanan. Ia yang pernah puasa selama empat puluh hari demi mereka<br />

di padang belantara itu tidak akan membiarkan mereka kembali ke rumah masing-masing<br />

dengan berpuasa.<br />

Tuntunan Allah yang telah membawa Yesus di mana Ia berada, dan Ia bergantung<br />

21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!