Konflik Besar_

Dalam masalah hati nurani, orang banyak tidak mempunyai kuasa.” Melindungi kebebasan hati nurani adalah tugas negara bagian, dan inilah batas wewenang dalam masalah-masalah agama. Setiap pemerintah yang berusaha mengatur atau memaksakan pemeliharaan aga-ma dengan wewenangnya, berarti mengorbankan prinsip yang diperjuang-kan oleh penginjil-penginjil Kristen dengan gigih ... Prinsip-prinsip yang terkandung dalam protes ini . . . menjadi pokok utama Protestantisme. Sekarang Protes ini menentang dua macam penya. lahgunaan manusia dalam hal iman: pertama, campur tangan pengadilan sipil, dan kedua, kekuasaan gereja yang sewenang-wenang. Sebagai ganti penyalahgunaan ini, Protestantisme menetapkan kuasa hati nurani di atas pengadilan. Terutama Protestantisme menolak kekuasaan sipil dalam hal-hal Ilahi. Para Pemrotes lebih mengukuhkan hak mereka untuk mengatakan dengan bebas keyakinan mereka terhadap kebenaran. Mereka bukan saja percaya dan menurut, tetapi mengajarkan apa yang dikemukakan oleh firman Allah, dan mereka menolak campur tangan imam atau penguasa pengadilan. Protes di Spires adalah kesaksian yang sungguh-sungguh menentang sikap tidak toleran terhadap agama, dan penegasan hak semua orang untuk berbakti kepada Allah menurut hati nurani masing-masing. Dalam masalah hati nurani, orang banyak tidak mempunyai kuasa.” Melindungi kebebasan hati nurani adalah tugas negara bagian, dan inilah batas wewenang dalam masalah-masalah agama. Setiap pemerintah yang berusaha mengatur atau memaksakan pemeliharaan aga-ma dengan wewenangnya, berarti mengorbankan prinsip yang diperjuang-kan oleh penginjil-penginjil Kristen dengan gigih ... Prinsip-prinsip yang terkandung dalam protes ini . . . menjadi pokok utama Protestantisme. Sekarang Protes ini menentang dua macam penya. lahgunaan manusia dalam hal iman: pertama, campur tangan pengadilan sipil, dan kedua, kekuasaan gereja yang sewenang-wenang. Sebagai ganti penyalahgunaan ini, Protestantisme menetapkan kuasa hati nurani di atas pengadilan. Terutama Protestantisme menolak kekuasaan sipil dalam hal-hal Ilahi. Para Pemrotes lebih mengukuhkan hak mereka untuk mengatakan dengan bebas keyakinan mereka terhadap kebenaran. Mereka bukan saja percaya dan menurut, tetapi mengajarkan apa yang dikemukakan oleh firman Allah, dan mereka menolak campur tangan imam atau penguasa pengadilan. Protes di Spires adalah kesaksian yang sungguh-sungguh menentang sikap tidak toleran terhadap agama, dan penegasan hak semua orang untuk berbakti kepada Allah menurut hati nurani masing-masing.

newcovenantpublicationsintl
from newcovenantpublicationsintl More from this publisher
07.04.2023 Views

Konflik Besar Dua hari sebelum pesta Paskah, pada waktu terakhir kalinya meninggalkan kaabah, setelah mencela kemunafikan pemimpin-pemimpin Yahudi, sekali lagi Ia bersama murid-murid-Nya pergi ke Bukit Zaitun dan duduk bersama mereka di kaki bukit berumput yang menghadap ke kota Yerusalem. Sekali lagi Ia memandangi tembok-temboknya, menara- menaranya, dan istanaistananya. Sekali lagi Ia menatap kaabah dalam pantulan keindahan dan kemuliaannya, tanda kebesaran dan keindahan yang memahkotai bukit yang suci itu. Seribu tahun sebelumnya, pemazmur telah memperbesar pilihan Allah atas Israel dengan mendirikan bangunan kudus itu menjadi tempat tinggal-Nya, "Di Salem sudah ada pondok-Nya, dan kediaman-Nya di Sion!" (Mazmur 76:3). Tetapi Ia "memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya. Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit." (Mazmur 76: 68,69). Kaabah yang pertama telah didirikan pada zaman yang paling makmur dalam sejarah bangsa Insrael. Raja Daud telah mengupulkan harta yang sangat banyak untuk keperluan, dan rencana pembangunannya telah di buat atas ilham ilahi (1 Tawarikh 28:12,19). Salomo, raja Israel yang paling arif bijaksana telah merampungkan pembangunan kaabah itu. Bangunan kaabah ini adalah bagunan terindah yang pernah di lihat oleh dunia ini. Namun, Tuhan telah menyatakan melalui nabi Hagai mengenai kaabah yang kedua, "Adapun rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula." "Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan semesta alam."( Hagai 2). Setelah dibinasakan oleh raja Nebukadnezar, kaabah itu telah dibangun kembali kira-kira lima ratus tahun sebelum Kristus lahir. Kaabah di bangun oleh orang-orang yang kembali dari penawanan seumur hidup ke negeri yang telah diterlantarkan dan sampai menjadi gurun. Di antara mereka ada orang-orang tua, yang telah melihat kemegahan dan kemuliaan kaabah Salomo, yang menangis di fondasi bangunan baru itu karena bangunan itu lebih rendah mutunya dari yang sebelumnya. Perasaan yang melanda mereka dengan gamblang diungkapkan oleh nabi, "Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya yang semula? Dan bagaimanakah kamu melihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?" (Hagai 2:3; Ezra 3:12). Kemudian diberikanlah janji bahwa kemuliaan bangunan yang sekarang ini akan lebih besar dari yang sebelumnya. Akan tetapi keindahan dan kemegahan kaabah yang kedua ini tidak sama dengan yang pertama. Tidak juga dikuduskan oleh tanda yang dapat terlihat kehadiran ilahi seperti pada kaabah yang pertama. Tidak ada pernyataan kuasa supernatural (gaib) yang menandai penahbisannya. Tidak tampak adanya awan kemuliaan yang memenuhi kaabah yang baru didirikan itu. Tidak ada api yang turun dari surga untuk membakar korban di atas mezbahnya. Shekinah tidak lagi berada di antara kerubium di bilik yang maha suci. Tabut perjanjian, tahta kemurahan dan meja-meja kesaksian tidak ditemukan lagi di sana. Tidak ada suara untuk menjawab pertanyaan para imam mengenai kehendak Yehovah. Selama berabad-abad orang Yahudi tidak dapat melihat kegenapan janji Allah kepada nabi Hagai. Tetapi, kesombongan dan ketidak-percayaan telah membutakan pikiran mereka mengenai arti yang sebenarnya perkataan nabi itu. Kaabah yang kedua ini tidak dihormati dengan awan 8

Konflik Besar kemuliaan Yehovah, tetapi dengan kehadiran yang hidup dari Dia yang didalam-Nya tinggal kepenuhan badan keallahan -- yang adalah Allah sendiri yang dinyatakan di dalam daging. "Kerinduan segala bangsa " sebenarnya telah datang ke kaabah itu pada waktu Orang dari Nasaret itu mengajar dan menyembuhkan orang sakit di serambi kaabah yang kedua ini melebihi kemuliaan kaabah yang pertama. Tetapi bangsa Israel telah menolak tawaran Karunia surga. Setelah Guru yang rendah hati, pada hari itu meninggalkan pintu gerbang keemasan kaabah, maka kemuliaan Allah telah meninggalkan kaabah itu untuk selama-lamanya. Pada hari itu perkataan juru Selamat ini digenapi, "Lihatlah, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi." (Matius 23:38). Murid-murid-Nya kagum dan heran mendengar ramalan Kristus mengenai keruntuhan kaabah, dan mereka rindu untuk mengerti lebih jauh arti perkataan-Nya itu. Kekayaan, usaha,, dan keahlian arsitektur, telah dikerahkan selama empat puluh tahun untuk meningkatkan keindahan dan kemegahan kaabah itu. Herodes yang Agung telah menghabiskan kekayaan Romawi dan harta kekayaan Yahudi untuk bangunan itu. Bahkan kaisar dunia telah membantu dengan sumbangansumbangan. Balok-balok, batu pualam putih dengan ukuran yang luar biasa telah didatangkan dari Roma untuk keperluan ini, yang membentuk sebagian strukturnya. Dan mengenai hal ini muridmurid itu telah menarik perhatian Guru mereka dengan berkata, "Kau lihat gedung-gedung yang hebat ini?" (Mark. 13:1). Yesus memberi jawaban yang sungguh-sungguh dan mengejutkan kepada pertanyaan ini, "Sesungguhnya tidak ada satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." (Matius 24:2,3). Dengan runtuhnya kota Yerusalem, murid-murid itu menghubung-hubungkan kejadian kedatangan Kristus secara pribadi dalam kemuliaan duniawi untuk mengambil alih tahta kerajaan dunia, menghukum orang Yahudi yang degil dan membebaskan bangsa itu dari kuk penjajahan bangsa Romawi. Tuhan telah menyatakan kepada mereka bahwa Ia akan datang kedua kali. Oleh karena itu sejak diberitahukan penghakiman atas kota Yerusalem, pikiran mereka harus ditujukan kepada kedatangan itu. Dan sementara mereka berkumpul mengelilingi Juru Selamat di atas Bukit Zaitun, mereka bertanya, "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan kesudahan dunia?" (Matius 24:2,3). Masa depan telah diselubungkan dari murid-murid itu. Seandainya mereka pada waktu itu mengerti sepenuhnya kedua fakta yang mengerikan itu -- penderitaan dan kematian Penebus, dan kebinasaan kot dan kaabah mereka -- maka mereka akan diliputi oleh kengerian yang amat sangat.Kritus memaparkan dihadapan mereka ringkasan kejadian-kejadian yang menonjol yang akan terjadi sebelum akhir zaman. Perkataan-Nya tidak sepenuhnya dimengerti, tetapi artinya akan dibukakan bilamana umat-Nya memerlukan petunjuk mengenai hal-hal yang telah diberikan. Nubuatan yang dikatakan-Nya mempunyai makna rangkap dua: bayangan pendahuluan mengenai kebinasaan kota Yerusalem, dan juga gambaran pendahuluan kesusahan besar akhir zaman. Yesus memberitahukan kepada murid-murid yang mendengarkan-Nya itu pehukuman yang akan berlaku atas bangsa Israel yang murtad, dan terutama hukuman pembalasan yang akan terjadi atas mereka sebagai akibat dari penolakan dan penyaliban Mesias. Tanda-tanda yang tidak boleh 9

<strong>Konflik</strong> <strong>Besar</strong><br />

Dua hari sebelum pesta Paskah, pada waktu terakhir kalinya meninggalkan kaabah, setelah<br />

mencela kemunafikan pemimpin-pemimpin Yahudi, sekali lagi Ia bersama murid-murid-Nya pergi<br />

ke Bukit Zaitun dan duduk bersama mereka di kaki bukit berumput yang menghadap ke kota<br />

Yerusalem. Sekali lagi Ia memandangi tembok-temboknya, menara- menaranya, dan istanaistananya.<br />

Sekali lagi Ia menatap kaabah dalam pantulan keindahan dan kemuliaannya, tanda<br />

kebesaran dan keindahan yang memahkotai bukit yang suci itu.<br />

Seribu tahun sebelumnya, pemazmur telah memperbesar pilihan Allah atas Israel dengan<br />

mendirikan bangunan kudus itu menjadi tempat tinggal-Nya, "Di Salem sudah ada pondok-Nya,<br />

dan kediaman-Nya di Sion!" (Mazmur 76:3). Tetapi Ia "memilih suku Yehuda, gunung Sion yang<br />

dikasihi-Nya. Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit." (Mazmur 76: 68,69). Kaabah<br />

yang pertama telah didirikan pada zaman yang paling makmur dalam sejarah bangsa Insrael. Raja<br />

Daud telah mengupulkan harta yang sangat banyak untuk keperluan, dan rencana<br />

pembangunannya telah di buat atas ilham ilahi (1 Tawarikh 28:12,19). Salomo, raja Israel yang<br />

paling arif bijaksana telah merampungkan pembangunan kaabah itu. Bangunan kaabah ini adalah<br />

bagunan terindah yang pernah di lihat oleh dunia ini. Namun, Tuhan telah menyatakan melalui<br />

nabi Hagai mengenai kaabah yang kedua, "Adapun rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan<br />

melebihi kemegahannya yang semula." "Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga<br />

barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi<br />

rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan semesta alam."( Hagai 2).<br />

Setelah dibinasakan oleh raja Nebukadnezar, kaabah itu telah dibangun kembali kira-kira lima<br />

ratus tahun sebelum Kristus lahir. Kaabah di bangun oleh orang-orang yang kembali dari<br />

penawanan seumur hidup ke negeri yang telah diterlantarkan dan sampai menjadi gurun. Di antara<br />

mereka ada orang-orang tua, yang telah melihat kemegahan dan kemuliaan kaabah Salomo, yang<br />

menangis di fondasi bangunan baru itu karena bangunan itu lebih rendah mutunya dari yang<br />

sebelumnya. Perasaan yang melanda mereka dengan gamblang diungkapkan oleh nabi, "Masih<br />

adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya yang semula? Dan<br />

bagaimanakah kamu melihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak<br />

ada artinya?" (Hagai 2:3; Ezra 3:12). Kemudian diberikanlah janji bahwa kemuliaan bangunan<br />

yang sekarang ini akan lebih besar dari yang sebelumnya.<br />

Akan tetapi keindahan dan kemegahan kaabah yang kedua ini tidak sama dengan yang pertama.<br />

Tidak juga dikuduskan oleh tanda yang dapat terlihat kehadiran ilahi seperti pada kaabah yang<br />

pertama. Tidak ada pernyataan kuasa supernatural (gaib) yang menandai penahbisannya. Tidak<br />

tampak adanya awan kemuliaan yang memenuhi kaabah yang baru didirikan itu. Tidak ada api<br />

yang turun dari surga untuk membakar korban di atas mezbahnya. Shekinah tidak lagi berada di<br />

antara kerubium di bilik yang maha suci. Tabut perjanjian, tahta kemurahan dan meja-meja<br />

kesaksian tidak ditemukan lagi di sana. Tidak ada suara untuk menjawab pertanyaan para imam<br />

mengenai kehendak Yehovah.<br />

Selama berabad-abad orang Yahudi tidak dapat melihat kegenapan janji Allah kepada nabi<br />

Hagai. Tetapi, kesombongan dan ketidak-percayaan telah membutakan pikiran mereka mengenai<br />

arti yang sebenarnya perkataan nabi itu. Kaabah yang kedua ini tidak dihormati dengan awan<br />

8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!