06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

sukamya kelak bagi mereka untuk mengerti akan pekerjaan-Nya, serta menerima karunia<br />

keselamatan. Ia memohonkan dari Bapa kuasa untuk mengalahkan kurang percaya mereka,<br />

untuk menghancurkan belenggu yang digunakan Setan untuk menawan mereka, dan untuk<br />

mengalahkan pembinasa itu demi kepentingan mereka. Ia memohonkan kesaksian bahwa<br />

Allah menerima manusia dalam diri Anak-Nya itu.<br />

Belum pernah malaikat-malaikat mendengarkan doa semacam itu. Mereka ingin<br />

membawa kepada Panglima mereka suatu kabar jaminan dan penghiburan. Tetapi tidak,<br />

Sang Bapa sendirilah yang akan menjawab permohonan Anak-Nya. Langsung dari takhta<br />

surga memancarlah cahaya kemuliaan-Nya. Langit terbuka, dan ke atas kepala Juruselamat<br />

turunlah cahaya yang paling suci, dalam rupa seekor burung merpatilambang yang tepat<br />

untuk Dia, yang lemah lembut dan rendah hati itu. Dari antara orang banyak yang di Yordan<br />

itu, hanya sedikit Yohanes yang melihat penglihatan dari surga itu. Namun khidmatnya<br />

hadirat Ilahi ada dalam perhimpunan itu. Orang banyak berdiri dengan diam memandang<br />

kepada <strong>Kristus</strong>. Segenap tubuh-Nya bermandikan cahaya yang selamanya mengelilingi<br />

takhta Allah. Wajah-Nya yang menengadah ke atas itu dipermuliakan seperti yang belum<br />

pemah mereka lihat pada wajah manusia. Dari langit yang terbuka itu kedengaranlah suatu<br />

suara berkata, “Inilah Anak-Ku yang Aku berkenan.”<br />

Ucapan pengesahan ini diberikan untuk mengilhamkan kepercayaan pada mereka yang<br />

menyaksikan peristiwa itu, serta untuk menguatkan Juruselamat bagi tugas-Nya. Meskipun<br />

dosa segenap dunia yang bersalah diletakkan di atas <strong>Kristus</strong>, dan meskipun kehinaan dalam<br />

mengambil bagi diri-Nya sendiri sifat-sifat kita yang telah berdosa, namun suara yang dari<br />

surga itu menyatakan bahwa Dialah Putra Kekekalan. Yohanes merasa terharu sekali ketika<br />

ia melihat Yesus tersungkur sebagai seorang pemohon, memohonkan keridlaan Bapa<br />

dengan berlinang-linang air mata-Nya. Sementara kemuliaan Allah mengelilingi Dia, dan<br />

suara yang dari surga itu terdengar, Yohanes mengenal tanda yang telah dijanjikan Allah.<br />

Tahulah ia bahwa Penebus dunialah yang telah dibaptiskannya itu. Roh Suci hinggap<br />

kepadanya, dan dengan tangan yang teracung menunjuk kepada Yesus, ia berseru, “Lihatlah<br />

Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”<br />

Tidak seorang pun dari antara para pendengar itu, bahkan pembicara itu sendiri pun<br />

tidak mengerti arti ucapan ini, “Anak domba Allah.” Di atas Gunung Moria, Abraham telah<br />

mendengar pertanyaan putranya, “Bapa ... di manakah anak domba untuk korban bakaran<br />

itu?” Ayah itu menjawab, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban<br />

bakaran bagi-Nya, anakku.” Kej 22:7, 8. Maka di dalam domba jantan yang disediakan<br />

Tuhan itu untuk mengganti Ishak, Abraham melihat lambang Dia yang harus mati untuk<br />

dosa-dosa umat manusia. Roh Suci oleh Nabi Yesaya, dengan mengambil lukisan itu,<br />

bernubuat tentang Juruselamat, “Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian,” “tetapi<br />

Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian;” (Yesaya 53:6, 7), akan tetapi<br />

bangsa Israel tidak mengerti pelajaran itu. Banyak di antara mereka yang menganggap<br />

persembahan korban itu justru seperti orang-orang kafir memandang kepada korban mereka<br />

72

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!