06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

telah diberikanNya kepada mereka pada malam kesengsaraan-Nya yang besar itu. Se-kal’<br />

lagi Ia memandang pada pokok anggur yang olehnya Ia telah me-lambangkan persatuan<br />

jemaat-Nya dengan diri-Nya Sendiri dan BapaNya; sekali lagi Ia mengulangi kebenaran<br />

yang telah dipaparkan-Nya. Segala sesuatu di sekeliling-Nya merupakan hal yang<br />

mengingatkan kasih-Nya yang tidak dapat dibalas. Murid-murid-Nya sekalipun yang<br />

menjadi kesayangan-Nya, telah mencerca dan meninggalkan Dia pada saat Ia dihinakan.<br />

<strong>Kristus</strong> telah tinggal di dunia selama tiga puluh tiga tahun, Ia telah menderita hinaan,<br />

nistaan, dan olokan; Ia telah ditolak dan disalibkan. Sekarang, ketika sudah hampir naik ke<br />

takhta kemuliaan-Nya, ketika Ia mengenangkan sifat kurang berterima kasih di pihak orangorang<br />

yang untuknya Ia datang untuk menyelamatkannya, tidakkah Ia menarik simpati dan<br />

kasih-Nya dari mereka? Tidakkah kasih sayang-Nya dipusatkan pada kerajaan di tempat Ia<br />

dihargai, dan di tempat malaikat-malaikat yang tidak berdosa menunggu hendak melakukan<br />

perintah-Nya? Tidak, janji-Nya kepada kekasih-kekasih-Nya yang ditinggalkan-Nya di<br />

bumi ialah, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Mat. 28:20.<br />

Ketika tiba di bukit Zaitun, Yesus menuntun jalan ke puncak, yang tidak jauh dari<br />

Betania. Di sinilah la berhenti sejenak, dan murid-murid berhimpun di sekeliling-Nya. Sinar<br />

terang tampaknya memancar dari wajah-Nya ketika Ia memandang dengan penuh kasih<br />

sayang kepada mereka. Ia tidak mempersalahkan mereka karena kesalahan dan kegagalan<br />

mereka, perkataan kelemahlembutan yang paling dalam merupakan ucapan terakhir yang<br />

jatuh ke telinga mereka dari bibir Tuhan mereka. Dengan tangan yang direntangkan untuk<br />

memberkati, dan seakan-akan menjamin penjagaan-Nya yang melindungi, naiklah la<br />

pelahan-lahan dari antara mereka, ditarik menuju ke surga oleh kuasa yang lebih kuat<br />

daripada sesuatu penarikan duniawi. Sementara la naik ke atas, murid-murid yang<br />

tercengang-cengang itu menengadah dengan mata terpaku untuk melihat Tuhan mereka<br />

yang sedang diangkat itu untuk terakhir kali. Suatu awan kemuliaan menyembunyikan Dia<br />

dari pemandangan mereka, dan perkataan itu kembali kepada mereka ketika pasukan<br />

malaikat-malaikat yang ditutupi awan menerima Dia, “Aku menyertai kamu senantiasa<br />

sampai kepada akhir zaman.” Pada saat yang sama turunlah kepada mereka musik yang<br />

paling manis dan paling menggembirakan dari biduan malaikat.<br />

Sementara murid-murid masih menengadah ke atas, suara-suara menyapa mereka yang<br />

berbunyi bagaikan musik yang paling merdu. Mereka berbalik dan melihat dua malaikat<br />

dalam bentuk manusia, yang berbicara kepada mereka, mengatakan, “Hai orang-orang<br />

Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke surga<br />

meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia<br />

naik ke surga. ”<br />

Malaikat-malaikat ini adalah dari rombongan yang telah menunggu dalam suatu awan<br />

yang bercahaya untuk mengantar Yesus ke rumah-Nya di surga. Sebagai malaikat yang<br />

palang mulia dari rombongan malaikat, merekalah kedua malaikat yang telah datang ke<br />

657

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!