06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Nikodemus, ketika melihat Yesus ditinggikan di salib, teringat akan perkataan-Nya<br />

yang diucapkan pada malam di bukit Zaitun, “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di<br />

padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang<br />

percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.” Yoh. 3:14. 15. Pada Sabat itu, ketika <strong>Kristus</strong><br />

berbaring di kubur. Nikodemus mendapat kesempatan untuk merenung. Suatu terang yang<br />

baru kini menerangi pikirannya, dan perkataan yang telah diucapkan Yesus kepadanya<br />

bukan lagi rahasia. Ia merasa bahwa ia telah kehilangan banyak karena tidak<br />

menggabungkan dirinya dengan Juruselamat selama masa hidupnya. Sekarang ia teringat<br />

akan peristiwa-peristiwa di Golgota. Doa <strong>Kristus</strong> bagi orang-orang yang membunuh Dia<br />

serta jawab-Nya kepada permohonan pencuri yang hampir mati berbicara kepada hati<br />

anggota majelis yang terpelajar itu. Sekali lagi ia memandang kepada Juruselamat dalam<br />

kesengsaraan-Nya, sekali lagi ia mendengar seruan terakhir itu, “Sudah selesai” yang<br />

diucapkan seperti perkataan seorang pemenang. Sekali lagi ia memandang bumi yang<br />

bergempa, langit yang dikelamkan, tirai yang terkoyak, batu yang bergetar, dan imannya<br />

diteguhkan selama-lamanya. Peristiwa yang membinasakan harapan murid-murid justru<br />

meyakinkan Yusuf dan Nikodemus tentang Keilahian Yesus. Ketakutan mereka dikalahkan<br />

oleh keberanian iman yang teguh dan tidak goyah.<br />

Belum pernah <strong>Kristus</strong> menarik perhatian orang banyak seperti sekarang karena Ia sudah<br />

dibaringkan di dalam kubur. Menurut Kebiasaan mereka, orang banyak membawa orangorang<br />

sakit dan menderita ke halaman bait suci, seraya menanyakan, Siapakah dapat<br />

menceritakan kepada kami tentang Yesus orang Nazaret? Banyak orang datang dari tempat<br />

yang jauh untuk mencari Dia yang telah menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan<br />

orang mati. Pada setiap tempat terdengar seruan, Kami memerlukan <strong>Kristus</strong> Penyembuh itu!<br />

Pada kesempatan ini mereka yang dianggap menunjukkan adanya kusta diperiksa oleh<br />

imam-imam. Banyak orang terpaksa mendengar suami, istri, atau anak-anak mereka<br />

menyatakan bahwa mereka berpenyakit kusta, dan ditentukan nasibnya untuk keluar<br />

meninggalkan tempat berlindung di rumah serta pemeliharaan sahabat-sahabat mereka,<br />

mengamarkan orang asing untuk menjauhkan diri dengan teriak yang menyedihkan, “Najisnajis!”<br />

Tangan Yesus orang Nazaret yang ramah itu, yang tidak penah menolak untuk<br />

menjamah orang kusta yang menjijikkan itu dengan kesembuhan, kini sudah dilipat di atas<br />

dada-Nya. Bibir yang menjawab permohonannya dengan perkataan yang menghiburkan,<br />

“Aku mau, jadilah engkau tahir.” (Mat. 8:3), sudah diam. Banyak orang berseru kepada<br />

imam-imam besar dan penghulu-penghulu untuk mendapat simpati, tetapi sia-sia saja.<br />

Tampaknya mereka menentukan hendak melihat <strong>Kristus</strong> di antara mereka sekali lagi.<br />

Dengan kesungguh-sungguhan yang teguh mereka menanyakan untuk berjumpa dengan<br />

Dia. Mereka tidak mau disuruh pergi begitu saja. Tetapi mereka diusir dari halaman bait<br />

suci, dan serdadu-serdadu ditempatkan pada pintu gerbang untuk menahan orang banyak<br />

yang datang dengan orang sakit dan yang hampir mati, sambil meminta masuk.<br />

612

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!