06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

membentangkan di hadapan mereka pembawaan-Nya yang tidak taat itu. Demikianlah Ia<br />

menderita teguran dan kecaman.<br />

Dalam usia yang masih sangat muda, Yesus sudah mulai bertindak menurut cara-Nya<br />

sendiri dalam pembentukan tabiat-Nya, bahkan hotmat serta cinta pada orangtua-Nya<br />

sekalipun tidak dapat mencegah Dia dari penurutan kepada firman Allah. “Ada tertulis”<br />

ialah alasan-Nya bagi tiap perbuatan yang berbeda dari kebiasaan keluarga. Akan tetapi<br />

pengaruh rabi-rabi menyebabkan pengalaman hidup-Nya amat pahit. Pada masa muda-Nya<br />

sekalipun Ia mesti memahami pelajaran-pelajaran berat dalam bertahan dengan diam dan<br />

sabar.<br />

Saudara-saudara-Nya, yaitu anak-anak Yusuf, memihak kepada rabirabi. Mereka<br />

bersikeras mengatakan bahwa tradisi-tradisi mesti ditaati seakan-akan hal itu adalah tuntutan<br />

Allah. Mereka bahkan menganggap segala ajaran manusia itu lebih tinggi daripada firman<br />

Allah, dan mereka merasa sangat tersinggung oleh ketajaman otak Yesus dalam<br />

membedakan antara yang salah dan yang benar. Ketaatan-Nya yang saksama pada hukum<br />

Allah mereka salahkan sebagai kedegilan. Mereka merasa heran akan pengetahuan serta<br />

akal budi yang ditunjukkan-Nya dalam menjawab rabi-rabi. Mereka tahu bahwa Ia tidak<br />

pernah mendapat pelajaran dari orang-orang terpelajar itu, namun mereka terpaksa melihat<br />

bahwa Ia merupakan seorang guru bagi mereka. Mereka mengakui bahwa pendidikan-Nya<br />

mengandung jenis yang lebih tinggi daripada pendidikan mereka. Tetapi mereka tidak<br />

melihat bahwa Ia dapat menghampiri pohon kehidupan, yaitu sebuah sumber ilmu<br />

pengetahuan yang tentang itu mereka tidak mengetahui sedikit pun.<br />

<strong>Kristus</strong> tidak mengasingkan diri, dan Ia telah begitu menyinggung perasaan kaum Farisi<br />

oleh menyimpang dalam hal ini dari peraturan-peraturan mereka yang keras itu. Ia melihat<br />

lapangan agama dipagari dengan tembok pemisah yang tinggi-tinggi, sebagai sesuatu yang<br />

terlalu keramat untuk kehidupan sehari-hari. Tembok pemisah ini dihancurkan-Nya. Dalam<br />

pergaulan-Nya dengan manusia Ia tidak bertanya, Apa agamamu? Apakah gerejamu? Ia<br />

menggunakan kuasa-Nya untuk kepentingan semua orang yang memerlukan pertolongan.<br />

Gantinya mengasingkan diri dalam rumah pertapaan agar dapat menunjukkan tabiat<br />

semawi-Nya, Ia bekerja dengan tekun untuk umat manusia. Ia menanamkan asas bahwa<br />

agama Kitab Suci tidak bergantung kepada penyiksaan tubuh. Ia menga-jarkan bahwa<br />

agama yang suci dan tidak bercacat bukannya dimaksudkan semata-mata untuk waktuwaktu<br />

tertentu dan untuk saat-saat istimewa. Pada segala waktu dan di segala tempat Ia<br />

menyatakan minat yang penuh kasih sayang terhadap manusia, serta memancarkan di<br />

sekelilingNya cahaya belas kasaihan yang gembira. Semuanya ini merupakan suatu<br />

tempelakan bagi orang Farisi. Hal ini menunjukkan bahwa agama tidak bergantung kepada<br />

sifat mementingkan diri dan bahwa pengabdian mereka yang tidak sehat itu kepada<br />

kepentingan diri sendiri adalah jauh dari ibadah yang sejati. Hal ini telah membangkitkan<br />

permusuhan mereka melawan Yesus, sehingga mereka mencoba memaksakan penu. rutan-<br />

Nya kepada segala peraturan mereka.<br />

54

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!