06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Yahudi sendiri tidak dapat melakukannya, karena kecemaran itu akan menghalangi mereka<br />

untuk mengadakan Paskah. Malah tidak seorang pun dari orang banyak itu yang mengikuti<br />

Dia mau membungkuk untuk menanggung salib itu.<br />

Pada saat ini seorang asing, Simon orang Kirene, yang datang dari luar kota, bertemu<br />

dengan rombongan itu. Ia mendengar ejekan dan kata-kata kotor dari orang banyak; ia<br />

mendengar perkataan yang diulang dengan penuh penghinaan, Bukalah jalan bagi Raja<br />

orang Yahudi! Ia berhenti keheran-heranan melihat peristiwa itu; dan ketika ia<br />

mengungkapkan belas kasihannya, mereka menangkap dia dan meletakkan salib di<br />

bahunya.Simon telah mendengar tentang Yesus. Anak-anaknya laki-laki adalah orang-orang<br />

yang percaya akan Juruselamat, tetapi ia sendiri bukannya seorang murid. Menanggung<br />

salib ke Golgota merupakan suatu berkat bagi Simon, dan sejak waktu itu ia berterima kasih<br />

karena bimbingan Ilahi ini. Hal itu menuntun dia untuk menanggung salib <strong>Kristus</strong> atas<br />

pilihannya sendiri, dan senantiasa berdiri dengan gembira di bawah bebannya.<br />

Bukan sedikit wanita yang ada dalam rombongan orang banyak yang mengikuti Dia<br />

yang tidak dapat dinyatakan bersalah itu menuju kepada kematian-Nya yang kejam.<br />

Perhatian mereka tertuju pada Yesus. Beberapa dari mereka sudah pernah melihat Dia. Ada<br />

yang telah membawa kepada Nya orang sakit dan yang menderita. Ada pula dari mereka<br />

yang pernah disembuhkan-Nya. Cerita tentang peristiwa yang telah terjadi dituturkan.<br />

Mereka heran melihat kebencian orang banyak terhadap Dia yang baginya hati mereka<br />

sendiri sedang hancur. Dan meski pun melihat tindakan orang banyak yang sedang marah,<br />

serta perkataan marahmarah di pihak para imam dan penghulu, wanita-wanita ini<br />

mengungkapkan simpati mereka. Ketika Yesus jatuh pingsan di bawah salib, mereka<br />

meratap dengan penuh kesedihan.<br />

Inilah satu-satunya perkara yang menarik perhatian <strong>Kristus</strong>. Meskipun penuh dengan<br />

penderitaan, sementara menanggung dosa-dosa dunia, Ia tidak bersikap acuh tak acuh<br />

terhadap pernyataan kesedihan. Ia memandang kepada wanita-wanita ini dengan belas<br />

kasihan. Mereka bukannya orang-orang yang percaya kepada-Nya; Ia mengetahui bahwa<br />

mereka tidak meratapi Dia sebagai seorang yang diutus dari Allah, melainkan digerakkan<br />

oleh perasaan belas kasihan manusia. Ia tidak meremehkan simpati mereka, tetapi hal itu<br />

menggugah dalam hati-Nya suatu simpati yang lebih dalam bagi mereka. “Hai anak<br />

perempuan Yeru-salem,” kata-Nya, “janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah<br />

dirimu dan anak-anakmu sendiri.” Dari peristiwa yang di hadapan-Nya, <strong>Kristus</strong> memandang<br />

ke depan kepada saat kebinasaan Yerusalem. Dalam peristiwa ngeri itu, banyak dari mereka<br />

yang sedang menangis bagi-Nya sekarang akan binasa dengan anak-anak mereka.<br />

Dari kejatuhan Yerusalem pikiran Yesus beralih kepada suatu pehukuman yang lebih<br />

luas. Dalam kebinasaan kota yang tidak mau bertobat Ia melihat suatu lambang kebinasaan<br />

terakhir yang akan menimpa dunia. Ia berkata, “Maka orang akan mulai berkata kepada<br />

gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami? Dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!<br />

586

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!