06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

memandang dengan penghinaan kepada Barabas. Tidak memerlukan pandangan yang dalam<br />

untuk membaca keadaannya dengan saksama. Sekali lagi mereka berbalik kepada .Orang<br />

yang sedang diadili. Mereka memandang kepada penderita Ilahi dengan perasaan belas<br />

kasihan yang dalam. Kepatuhan <strong>Kristus</strong> mengesankan peristiwa itu pada pikiran mereka,<br />

dan tidak pernah akan dihapuskan sampai mereka mengakui Dia sebagai <strong>Kristus</strong>, atau<br />

menolak Dia; dan hal inilah yang menentukan nasib mereka sendiri.<br />

Pilatus keheran-heranan melihat kesabaran Juruselamat yang tidak pernah mengeluh. Ia<br />

tidak meragukan bahwa oleh memandang Orang ini, yang sangat mencolok perbedaan-Nya<br />

dengan Barabas, akan menggerakkan orang Yahudi kepada simpati. Tetapi ia tidak mengerti<br />

akan kebencian fanatik di pihak imam-imam terhadap Dia yang, sebagai Terang dunia, telah<br />

menunjukkan kegelapan dan kesalahan mereka. Mereka telah menggerakkan orang banyak<br />

sampai menjadi marah sekali, dan sekali lagi imam-imam, penghulu-penghulu, dan orang<br />

banyak menyaringkan teriak yang menakutkan, “Salibkan Dia, salibkan Dia.” Akhirnya,<br />

setelah hilang kesabaran terhadap kebengisan mereka yang tidak berdasarkan pertimbangan<br />

yang sehat. Pilatus berseru dengan nada putus asa, “Ambil Dia, dan salibkanlah Dia! Karena<br />

aku tidak mendapati kesalahan apa pun.”<br />

Gubernur Roma, meskipun sudah biasa dengan peristiwa-peristiwa yang kejam, namun<br />

terharu dengan simpati terhadap orang tahanan yang menderita, yang meskipun<br />

dipersalahkan dan didera, dengan dahi yang berlumuran darah dan punggung yang penuh<br />

luka sobek, namun masih mempunyai pembawaan seorang raja di atas takhtanya. Imamimam<br />

me-nyatakan, “Pada kami ada suatu hukum, dan menurut hukum itu wajiblah Ia mati,<br />

oleh sebab Ia mengatakan diri-Nya Anak Allah.”<br />

Pilatus terkejut. Ia tidak mempunyai pendapat yang betul tentang <strong>Kristus</strong> dan tugas-<br />

Nya, tetapi ia mempunyai suatu iman yang kabur kepada Allah dan kepada makhlukmakhluk<br />

yang lebih tinggi daripada manusia. Suatu pikiran yang sudah pernah timbul dalam<br />

ingatannya lebih berwujud. Ia meragukan apakah Orang yang berdiri di hadapannya, yang<br />

berpakaikan jubah hinaan yang ungu warnanya, dan dimahkotai duri itu memang benar<br />

Oknum Ilahi. Sekali lagi pergilah ia ke ruang pengadilan, dan mengatakan kepada Yesus,<br />

“Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepada-Nya. Juruselamat<br />

telah berbicara dengan bebas kepada Pilatus, menjelaskan tugas-Nya sendiri sebagai suatu<br />

saksi bagi kebenaran. Pilatus celah mengabaikan terang itu. Ia telah salah menggunakan<br />

jabatan yang tinggi sebagai hakim oleh menyerahkan prinsip-prinsip dan kuasanya kepada<br />

tuntutan orang banyak. Yesus tidak mempunyai terang selanjutnya baginya. Karena kesal<br />

melihat Ia tinggal diam, Pilatus berkata dengan angkuhnya:<br />

“Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa<br />

membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?”Yesus menjawab.<br />

“Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan<br />

kepadamu dari atas. Sebab itu; dia yang menyerahkan Aku kepadamu lebih besar<br />

580

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!