06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

wajah dan janggut-Nya merupakan jaminan pengurapan-Nya dengan “minyak sebagai tanda<br />

kesukaan” (Ibr. 1:9) sebagai imam besar kita yang besar itu. Kemarahan Setan sangat besar<br />

ketika ia melihat bahwa segala nistaan yang dikenakan pada Juruselamat sedikit pun tidak<br />

memaksa Dia menge-luarkan persungutan dari bibir-Nya. Meskipun Ia telah mengenakan<br />

sifat manusia, Ia dikuatkan dengan keteguhan Ilahi, dan sedikit pun tidak me-nyimpang dari<br />

kehendak Bapa-Nya.<br />

Ketika Pilatus menyerahkan Yesus untuk didera dan diejek, ia berpikir hendak<br />

membangkitkan belas kasihan orang banyak. Ia berharap bahwa mereka akan menentukan<br />

bahwa hal ini merupakan hukuman yang sudah memadai. Ia berpendapat bahwa kebencian<br />

di pihak imam-imam sekalipun akan memuaskan sekarang. Tetapi dengan penglihatan yang<br />

tajam orang Yahudi melihat kelemahan menghukum seorang sedemikian yang telah<br />

dinyatakan tidak bersalah. Mereka mengetahui bahwa Pilatus sedang mencoba<br />

menyelamatkan hidup orang tahanan itu, dan mereka menentukan bahwa Yesus tidak boleh<br />

dilepaskan. Untuk menyenangkan dan memuaskan hati kita, Pilatus telah mendera Dia, pikir<br />

mereka, dan jika kita mendesakkan hal itu kepada persoalan yang menentukan, maka sudah<br />

pasti kita akan mencapai maksud kita.<br />

Sekarang Pilatus memerintahkan untuk membawa Barabas ke peng-adilan. Kemudian ia<br />

mempertunjukkan kedua orang tahanan itu berdamping-dampingan, dan sambil menunjuk<br />

kepada Juruselamat berkatalah ia dalam suara memohon yang sungguh-sungguh,<br />

“Pandanglah Orang itu.” “Lihatlah, aku membawa Dia keluar kepadamu, supaya kamu tahu<br />

bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.”<br />

Di situlah berdiri Anak Allah, memakai jubah ejekan dan mahkota duri. Setelah<br />

pakaian-Nya dibuka sampai ke pinggang-Nya, pada punggung-Nya kelihatan bekas pukulan<br />

yang panjang dan bengis, yang dari pada-Nya mengalirlah darah dengan bebasnya. Wajah-<br />

Nya bernoda darah, dan menunjukkan tanda kehabisan tenaga dan kepedihan; tetapi belum<br />

pernah wajah-Nya itu kelihatan lebih indah daripada sekarang. Wajah Juruselamat tidak<br />

bercacat di hadapan musuh-musuh-Nya. Setiap raut muka menunjukkan keramahan dan<br />

kesabaran dan belas kasihan yang paling lemah lembut terhadap musuh-musuh-Nya yang<br />

bengis. Dalam budi pekerti-Nya tidak ada kelemahan seorang pengecut, melainkan kekuatan<br />

dan keluhuran sifat panjang sabar. Dalam perbedaan yang sangat mencolok terdapatlah<br />

orang tahanan yang di samping-Nya. Setiap raut muka Barabas menunjukkan bahwa ia<br />

seorang penjahat yang tidak berperasaan. Perbedaan mencolok itu berbicara kepada setiap<br />

orang yang melihatnya. Beberapa penonton sedang menangis. Ketika mereka memandang<br />

kepada Yesus, hati mereka dipenuhi simpati. Para imam dan penghulu pun diyakinkan<br />

bahwa sebagaimana pengakuan-Nya, demikianlah hal-Nya.<br />

Serdadu-serdadu Roma yang mengelilingi <strong>Kristus</strong> bukan semuanya keras hati; beberapa<br />

dari mereka sedang melihat wajah-Nya dengan penuh perhatian untuk mencari satu bukti<br />

bahwa la seorang penjahat atau seorang yang berbahaya. Sekali-sekali mereka berbalik dan<br />

579

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!