06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Sekali lagi Pilatus bertanya, “Apakah tuduhanmu ke atas Orang ini?” Imam-imam tidak<br />

menjawab pertanyaannya, melainkan dalam perkataan yang menunjukkan kemarahan,<br />

mereka berkata, “Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya<br />

kepadamu.” Bila mereka yang menjadi anggota-anggota Sanhedrin. orang-orang terkemuka<br />

dari bangsa itu, membawa kepada tuan seorang yang mereka anggap patut dibunuh,<br />

perlukah lagi menanyakan tuduhan terhadap dia? Mereka berharap hendak memberi kesan<br />

kepada Pilatus dengan suatu perasaan tentang berapa penting mereka itu, dan dengan<br />

demikian menuntun dia untuk mengabulkan permohonan mereka tanpa banyak pemeriksaan<br />

pendahuluan. Mereka ingin mendapat pengesahan hukuman yang telah mereka jatuhkan<br />

kepada-Nya; karena mereka mengetahui bahwa orang banyak yang telah menyaksikan<br />

perbuatan <strong>Kristus</strong> yang ajaib dapat menceritakan hal yang berbeda dengan rekaan yang kini<br />

sedang mereka ucapkan.<br />

Para imam berpendapat bahwa dengan Pilatus yang lemah dan raguragu mereka dapat<br />

melaksanakan rencana mereka tanpa kesulitan. Sebelumnya ia telah menandatangani surat<br />

kuasa kematian cepat-cepat menghukum mati orang-orang yang mereka ketahui tidak patut<br />

dibunuh Dalam penilaiannya hidup seorang tahanan sangatlah kecil harganya, apakah ia<br />

tidak bersalah ataupun bersalah tidaklah terlalu berarti. Para imam berharap bahwa kini<br />

Pilatus akan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus tanpa memberi Dia kesempatan<br />

untuk memberikan penjelasan. Hal ini mereka mohonkan sebagai anugerah pada perayaan<br />

nasional yang besar itu.<br />

Tetapi ada sesuatu dalam ^rang tahanan itu yang menahan Pilatus dari melakukan hal<br />

ini. Ia tidak berani melakukannya. Ia membaca niat para imam. Ia teringat bagaimana,<br />

belum lama sebelumnya, Yesus telah mem-bangkitkan Lazarus, seorang yang sudah<br />

meninggal empat hari lamanya; dan ia mengambil keputusan untuk mengetahui, sebelum<br />

menandatangani hukuman pernyataan bersalah, apa tuduhan mereka terhadap Dia, dan<br />

apakah tuduhan itu dapat dibuktikan. Kalau pertimbangan kamu sudah cukup, katanya,<br />

mengapa membawa orang tahanan ini kepadaku? “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut<br />

hukum Tauratmu.” Setelah mendesak sedemikian, imam-imam mengatakan bahwa mereka<br />

telah menjatuhkan hukuman kepada-Nya, tetapi mereka harus meminta keputusan Pilatus<br />

untuk mengesahkan hukuman yang telah mereka jatuhkan. Hukuman apa yang sudah kamu<br />

jatuhkan? tanya Pilatus. Hukuman mati, jawab mereka, tetapi tidak sesuai dengan undangundang<br />

kalau kami membunuh seseorang. Mereka minta Pilatus percaya akan pernyataan<br />

mereka bahwa <strong>Kristus</strong> bersalah, dan memaksakan hukuman yang telah mereka jatuhkan.<br />

Mereka akan memikul tanggung jawab dari akibat perbuatan itu.<br />

Pilatus bukannya seorang hakim yang adil ataupun yang menuruti angan-angan hatinya;<br />

tetapi meskipun ia lemah dalam kuasa akhlak, ia enggan mengabulkan permohonan ini. Ia<br />

tidak mau menyatakan Yesus bersalah sampai suatu tuduhan sudah disampaikan terhadap<br />

Dia.Imam-imam berada dalam kedudukan yang sangat sulit. Mereka melihat bahwa mereka<br />

harus menutupi kepura-puraan mereka di bawah samaran yang paling tebal. Mereka tidak<br />

569

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!