06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Justru sebelum Ia melangkah menuju ke taman, Yesus telah mengatakan kepada muridmurid.<br />

“Kamu semua akan tergoncang imanmu.” Mereka telah memberi Dia jaminan yang<br />

paling kuat bahwa mereka akan pergi dengan Dia ke penjara dan kepada kematian<br />

sekalipun. Dan Petrus yang malang, dan merasa diri sudah cukup telah menambahkan<br />

“Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” Mrk. 14:27, 29. Tetapi muridmurid<br />

berharap pada diri mereka sendiri. Mereka tidak memandang kepada Penolong yang<br />

berkuasa sebagaimana yang dinasihatkan <strong>Kristus</strong> kepada mereka. Itulah sebabnya ketika<br />

Juruselamat paling memerlukan simpati dan doa mereka, didapati mereka dalam keadaan<br />

tertidur. Petrus pun sedang tertidur.<br />

Dan Yohanes murid yang kekasih yang telah bersandar pada dada Yesus, sedang<br />

tertidur. Tentu saja, kasih Yohanes bagi Gurunya seharusnya menjadikan dia tetap bangun.<br />

Doanya yang tekun seharusnya berpadu dengan doa Juruselamatnya yang kekasih pada<br />

masa kesusahan-Nya yang hebat itu. Penebus telah menggunakan sepanjang malam berdoa<br />

bagi murid-murid-Nya, agar iman mereka jangan gagal. Sekiranya sekarang Yesus<br />

menanyakan kepada Yakobus dan Yohanes pertanyaan yang pernah ditanyakan-Nya kepada<br />

mereka, “Dapatkah kamu minum cawan yang akan Kuminum dan dibaptiskan dengan<br />

baptisan, yang akan kuterima?” mereka tidak akan berani menjawab, “Kami dapat.” Mat.<br />

20:22.<br />

Murid-murid terjaga mendengar suara Yesus, tetapi mereka hampir tidak mengenal Dia,<br />

wajan-Nya sangat berubah oleh dukacita. Ketika menyapa Petrus, Yesus berkata, “Hai<br />

Simon, tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjagalah dan<br />

berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi<br />

daging lemah.” Kelemahan murid-murid-Nya menggugah simpati Yesus. Ia khawatir<br />

jangan-jangan mereka tidak sanggup menahan ujian yang akan menimpa mereka ketika Ia<br />

diserahkan dan dibunuh. Ia tidak menegur mereka, melainkan mengatakan, “Berjagalah dan<br />

berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Dalam sengsara-Nya yang besar<br />

sekalipun, Ia berusaha memaafkan kelemahan mereka. “Roh memang penurut. tetapi daging<br />

lemah.”<br />

Sekali lagi Anak Allah dipenuhi sengsara yang di luar batas kekuatan manusia, dan<br />

dalam keadaan lemah dan kehabisan tenaga, Ia terhuyunghuyung kembau ke tempat<br />

pergumulan-Nya yang terdahulu. Penderitaan-Nya malah lebih besar daripada sebelumnya.<br />

Ketika sengsara jiwa menimpa Dia, “keringat-Nya menjadi seperti titik-titik darah<br />

bertetesan ke tanah.” Pohon sypress dan pohon kurma merupakan saksi-saksi yang diam<br />

terhadap dukacita-Nya. Dari cabang-cabang yang rimbun daunnya jatuhlah embun yang<br />

berat ke atas tubuh-Nya yang dirundung malang itu seakan-akan alam meratapi Khaliknya<br />

yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan.<br />

Belum lama berselang, Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar,<br />

melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya. Kehendak<br />

541

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!