06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

<strong>Kristus</strong> masih di meja yang di atasnya perjamuan Paskah sudah disaji-kan. Roti tidak<br />

beragi yang digunakan pada perayaan Paskah terdapat di hadapan-Nya. Anggur Paskah,<br />

yang tidak mengalami peragian, terdapat di atas meja. Lambang ini digunakan <strong>Kristus</strong> untuk<br />

menggambarkan pengorbanan-Nya sendiri yang tidak bercacat cela. Tidak ada<br />

sesuatu dinajiskan dengan peragian, lambang dosa dan kematian, dapat meng-gambarkan<br />

“anak domba yang tak bernoda dan bercacat.” 1 Ptr. 1:19. “Dan ketika mereka sedang<br />

makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecahkannnya lalu memberikannya<br />

kepada murid-muridNya dan berkata:“Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia<br />

mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata:<br />

“Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku darah perjanjian, yang<br />

ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata<br />

kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai<br />

pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan<br />

Bapa-Ku.”<br />

Yudas si pengkhianat hadir pada upacara perjamuan itu. Ia menerima dari Yesus<br />

lambang tubuh-Nya yang sudah dipecah-pecahkan serta darah-Nya yang sudah<br />

ditumpahkan. Ia mendengar perkataan, “Perbuatlah demikian menjadi suatu peringatan akan<br />

Aku.” Dan sambil duduk di situ di hadirat Anak Domba Allah, si pengkhianat itu<br />

merenungkan niatnya sendiri yang gelap itu, serta menaruh pikiran yang murung dan penuh<br />

rasa dendam.<br />

Pada waktu membasuh kaki, <strong>Kristus</strong> telah memberikan bukti yang meyakinkan bahwa<br />

Ia mengerti tabiat Yudas. “Tidak semua kamu bersih” (Yoh. 13:11), kata-Nya. Perkataan ini<br />

meyakinkan murid yang palsu ini bahwa <strong>Kristus</strong> membaca niatnya yang tersembunyi.<br />

Sekarang <strong>Kristus</strong> berbicara lebih jelas lagi. Sementara mereka duduk di sekeliling meja<br />

berkatalah Ia, sambil memandang kepada murid-murid-Nya, “Bukan tentang kamu Aku<br />

berkata. Aku tahu siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang<br />

makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”<br />

Pada saat itu murid-murid tidak mencurigai Yudas. Tetapi mereka melihat bahwa<br />

<strong>Kristus</strong> kelihatan sangat susah hati-Nya. Sebuah awan menudungi mereka semuanya<br />

pertanda suatu malapetaka yang mengeri-kan, yang sifatnya tidak mereka pahami.<br />

Sementara mereka makan dalam ketenangan, Yesus berkata, “Sesungguh-sungguhnya Aku<br />

berkata kepadamu, bahwa seorang dari antara kamu akan menyerahkan Aku.” Mendengar<br />

perkataan ini mereka dipenuhi keheranan dan kekejutan. Mereka tidak dapat mengerti<br />

bagaimana salah seorang dari mereka dapat memperlakukan Guru Ilahi dengan<br />

pengkhianatan. Untuk alasan apa mereka dapat menyerahkan Dia? Dan kepada siapa? Hati<br />

siapakah dapat menjadi sumber bagi rencana seperti itu? Tentu saja tidak seorang pun dari<br />

kedua belas murid yang disenangi itu sudah mendapat kesempatan melebihi semua orang<br />

lain untuk mendengar ajaran-Nya, yang telah mendapat bagian dari kasih-Nya yang ajaib,<br />

515

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!