06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Bab 71 Hamba Dari Para Hamba<br />

DI RUANGAN atas di suatu tempat kediaman di Yerusalem, <strong>Kristus</strong> sedang duduk di<br />

sekeliling meja dengan murid-murid-Nya. Mereka telah berhimpun untuk merayakan<br />

Paskah. Juruselamat ingin mengadakan pesta ini tersendiri dengan kedua belas murid-Nya.<br />

Ia mengetahui bahwa saat-Nya sudah tiba, Ia Sendirilah Anak domba Paskah yang<br />

sebenarnya, dan pada hari Paskah itu dimakan, Ia akan dikorbankan. Ia hampir akan minum<br />

cawan murka, tidak lama lagi Ia harus menerima baptisan penderitaan yang terakhir. Tetapi<br />

beberapa jam yang tenang masih tinggal bagi-Nya, dan ini harus digunakan untuk<br />

kepentingan muridmurid-Nya yang sangat dikasihi. Segenap kehidupan <strong>Kristus</strong> adalah suatu<br />

kehidupan pelayanan yang tidak mementingkan diri. “Sama seperti Anak Manusia datang<br />

bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Mat. 20:28), sudah merupakan pelajaran<br />

dari setiap perbuatan-Nya. Tetapi murid-murid belum memahami pelajaran itu. Pada waktu<br />

makan Paskah yang terakhir ini, Yesus mengulangi ajaran-Nya dengan suatu gambaran yang<br />

berkesan selamalamanya dalam pikiran dan hati mereka.<br />

Wawancara antara Yesus dan murid-murid-Nya biasanya berlangsung dalam suasana<br />

kegembiraan yang tenang, dan sangat dihargai oleh mereka semuanya. Makan Paskah sudah<br />

senantiasa merupakan peristiwa yang mendapat perhatian khusus; tetapi pada kesempatan<br />

ini Yesus merasa susah. Hati-Nya dibebani, dan sebuah bayang-bayang terbayang pada<br />

wajah-Nya. Ketika Ia berjumpa dengan murid-murid-Nya di ruangan atas, mereka melihat<br />

bahwa sesuatu sangat menekan pikiran-Nya, dan meskipun mereka tidak mengetahui<br />

sebabnya, mereka menaruh simpati terhadap kesusahan-Nya.<br />

Ketika mereka sudah berhimpun di sekeliling meja, Ia mengatakan dalam nada<br />

kesedihan yang mengharukan, “‘Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan<br />

kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya<br />

lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah.’ Kemudian Ia mengambil<br />

sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: ‘Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.<br />

Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil<br />

pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.’”<br />

<strong>Kristus</strong> mengetahui bahwa saatnya telah tiba bagi-Nya untuk mening-galkan dunia ini,<br />

pergi kepada Bapa-Nya. Karena telah mengasihi umatNya sendiri yang ada di dunia, Ia<br />

mengasihi mereka sampai kesudahan. Kini Ia sudah dalam bayang-bayang salib, dan rasa<br />

sakit sedang menyiksa hati-Nya. Ia mengetahui bahwa Ia akan ditinggalkan pada saat Ia<br />

dikhianati. Ia mengetahui bahwa dengan proses yang paling menghinakan yang biasanya<br />

dialami oleh para penjahat Ia akan dibunuh. Ia mengetahui sifat tidak berterima kasih dan<br />

kebengisan di pihak orang-orang yang baginya la telah datang untuk menyelamatkannya. Ia<br />

mengetahui alangkah besar pengorbanan yang harus diadakan-Nya, yang bagi beberapa<br />

orang pengorbanan itu sia-sia belaka. Karena mengetahui segala perkara yang ada di<br />

hadapan-Nya, dengan sendirinya Ia dapat dikuasai dengan pikiran perihal Ia direndahkan<br />

506

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!