06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

akan tidak berani maju lebih jauh. Dan meskipun demikian ia ingin melakukan sesuatu,<br />

walaupun tampaknya kecil saja, untuk pekerjaan Tuhan yang dicintainya itu. Ia memandang<br />

pemberian yang di tangannya. Sangat kecil jumlahnya kalau dibandingkan dengan<br />

pemberian orang-orang di sekelilingnya, meskipun demikian itulah semuanya yang ada<br />

padanya. Sambil menunggu kesempatannya, ia lekas-lekas memasukkan duit dua keping<br />

yang ada padanya, dan berbalik lekas-lekas hendak pergi. Tetapi dalam berbuat demikian<br />

matanya bertemu dengan mata Yesus, yang menatap benar-benar kepadanya.<br />

Juruselamat memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, dan menyuruh mereka<br />

memperhatikan kemiskinan perempuan janda itu. Kemudian perkataan-Nya yang mengecam<br />

terdengar olehnya: “Aku berkata kepa-damu, Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih<br />

banyak daripada semua orang itu.” Air mata kegirangan berlinang-linang memenuhi<br />

matanya ketika ia merasa bahwa perbuatannya dipahami dan dihargai. Banyak orang akan<br />

menasihati dia untuk menahan uangnya yang sangat kecil jumlahnya itu supaya<br />

digunakannya sendiri; bila diberikan ke dalam tangan para imam yang mendapat makanan<br />

cukup, persembahan itu akan tidak kelihatan-di antara banyak pemberian yang limpah yang<br />

dibawa ke perbendaharaan. Tetapi Yesus mengerti motifnya. Ia percaya bahwa upacara Bait<br />

Suci telah ditetapkan oleh Allah, dan ia ingin sekali melakukan sedapat-dapatnya untuk<br />

menyokongnya. Ia melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan perbuatannya menjadi<br />

suatu peringatan dalam ingatannya sepanjang masa, serta kegembiraannya di masa<br />

kekekalan. Hatinya menyertai pemberiannya, harganya dinilai, bukannya dengan nilai mata<br />

uang, melainkan dengan kasih kepada Allah serta minat dalam Dekerjaan-Nya yang telah<br />

mendorong perbuatan itu.<br />

Yesus mengatakan tentang janda yang miskin itu, “ia memoeri seluruh nafkahnya.”<br />

Yang kaya telan memberikan dari kelimpahan mereka, kebanyakan dari mereka dipandang<br />

dan dihormati oleh manusia. Pembe-rian mereka yang besar itu tidak merampas kesenangan,<br />

ataupun keme-wahan dari mereka, pemberian itu tidak menuntut pengorbanan, dan tidak<br />

dapat dibandingkan dalam nilainya dengan duit perempuan janda itu.<br />

Motiflah yang menentukan keikhlasan perbuatan kita, menodainya dengan kehinaan<br />

ataupun dengan nilai akhlak yang tinggi. Bukanlah per-kara-perkara besar yang dapat dilihat<br />

oleh semua mata dan yang dipuji oleh semua lidah dianggap Allah paling berharga.<br />

Kewajiban kecil yang dikerjakan dengan gembira, pemberian kecil yang diberikan<br />

bukannya dengan sikap pertunjukan, dan yang pada pemandangan manusia mungkin<br />

kelihatan tidak berharga, sering berdiri paling tinggi pada pemandangan-Nya. Hati iman dan<br />

kasih lebih disayangi Allah daripada pemberian yang paling mahal. Janda yang miskin itu<br />

memberikan penghidupannya untuk melakukan perkara kecil yang dilakukannya. Ia<br />

mengambil makanan yang hendak dimakannya sendiri agar dapat memberikan duit dua<br />

keping itu untuk pekerjaan Tuhan yang dikasihinya. Dan ia me-lakukannya dalam iman,<br />

sambil percaya bahwa Bapa yang di surga tidak akan melupakan keperluannya yang besar<br />

480

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!