06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Maria, sebagaimana utang lima ratus dinar jauh lebih besar daripada utang lima puluh<br />

dinar.<br />

Simon sekarang melihat dirinya sendiri dalam suatu terang yang baru. Ia melihat<br />

bagaimana Maria dianggap oleh Seorang yang bukan hanya sekadar nabi Ia melihat bahwa<br />

dengan mata nubuatan yang tajam <strong>Kristus</strong> membaca hati wanita itu yang penuh kasih dan<br />

penyerahan. Perasaan malu meliputinya, dan ia menyadari bahwa ia berada di hadapan<br />

Seorang yang lebih unggul dari dirinya sendiri.<br />

<strong>Kristus</strong> meneruskan, “Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak membasuh kaki-<br />

Ku,” tetapi dengan air mata pertobatan yang didorong oleh k asin, Maria telah membasuh<br />

kaki-Ku, dan menyekanya dengan rambut kepalanya. “Engkau tidak mencium Aku, tetapi<br />

perempuan ini, yang engkau hinakan, “Aku masuk tiada henti-hentinya mencium kakiKu.”<br />

<strong>Kristus</strong> menuturkan kesempatan yang telah diberikan kepada Simon untuk menunjukkan<br />

kasihnya bagi Tuhannya, serta penghargaannya bagi apa yang telah dilakukan baginya.<br />

Dengan jelas, tetapi dengan kesopanan yang halus, Juruselamat memastikan kepada muridmurid-Nya<br />

bahwa hati-Nya sedih bila anak-anak-Nya lalai menunjukkan syukur mereka<br />

kepada-Nya baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan kasih.<br />

Si penyelidik hati membaca motif yang memimpin Maria kepada tindakannya, dan la<br />

melihat juga roh yang mendorong perkataan Simon. “Engkau lihat perempuan ini?” kata-<br />

Nya kepada Simon. Ia seorang berdosa. “Aku berkata kepadamu, dosanya yang banyak itu<br />

telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni,<br />

sedikit juga ia berbuat kasih.”<br />

Sikap dingin dan kelalaian Simon terhadap Juruselamat menunjukkan alangkah<br />

sedikitnya ia menghargai kemurahan yang telah diterimanya. Ia telah memikirkan bahwa ia<br />

menghormati Yesus oleh mengundang Dia ke rumahnya. Tetapi sekarang ia melihat dirinya<br />

sebagaimana keadaannya yang sebenarnya. Sementara ia memikirkan bahwa ia sedang<br />

membaca keadaan Tamunya, Tamunya itu sedang membaca keadaannya. Ia melihat<br />

alangkah benarnya pertimbangan <strong>Kristus</strong> tentang dirinya. Agamanya telah merupakan suatu<br />

jubah kefarisian. Ia telah menghinakan belas kasihan Yesus. Ia tidak mengakui Dia sebagai<br />

wakil Allah. Sementara Maria sebagai seorang berdosa telah diampuni, Simon adalah<br />

seorang berdosa yang tidak diampuni. Peraturan keadilan yang keras yang telah<br />

dikehendakinya untuk dipaksakan pada wanita itu telah mempersalahkan dia.<br />

Simon terharu oleh kebaikan Yesus dalam hal tidak menempelak dia terang-terangan di<br />

hadapan tamu-tamu. Ia tidak diperlakukan sebagaimana ia menghendaki Maria<br />

diperlakukan. Ia melihat bahwa Yesus tidak ingin membeberkan kesalahannya kepada orang<br />

lain, melainkan mencari suatu ucapan yang benar mengenai perkara itu untuk meyakinkan<br />

pikir annya, serta oleh kebaikan yang menaruh belas kasihan untuk menaklukkan hatinya.<br />

Celaan yang keras hanyalah mengeraskan hati Simon terhadap pertobatan, tetapi nasihat<br />

yang penuh kesabaran meyakinkan dia tentang kesalahannya. Ia melihat alangkah besarnya<br />

439

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!