06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

hampir tidak dapat menyembunyikan kecemasan mereka, dan bertanya satu sama lain,<br />

“Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah la ke kota?”<br />

Suatu rapat imam-imam dan orang Farisi pun diadakan. Sejak Lazarus dibangkitkan,<br />

simpati orang banyak sudah sepenuhnya kepada <strong>Kristus</strong> sehingga sangatlah berbahaya<br />

menangkap Dia terang-terangan. Itulah sebabnya pihak yang wajib memutuskan hendak<br />

menangkap Dia dengan cara sembunyi-sembunyi, dan sedapat-dapatnya mengadakan<br />

pemeriksaan secara diam-diam. Mereka mengharapkan bahwa bila Ia sudah dinyatakan<br />

bersalah, maka pendapat khalayak ramai yang masih ber-ubah-ubah itu akan memihak<br />

kepada mereka.<br />

Demikianlah mereka mengusulkan untuk membinasakan Yesus. Tetapi selama Lazarus<br />

masih hidup, imam-imam dan rabi-rabi mengetahui bahwa mereka tidak aman. Justru<br />

adanya seorang yang sudah empat hari lamanya di dalam kubur, dan telah dibangunkan oleh<br />

satu perkataan dari Yesus, lambat laun akan menimbulkan reaksi. Orang banyak akan<br />

membalas dendam kepada para pemimpin karena membunuh Seorang yang dapat<br />

mengadakan mukjizat seperti itu. Sebab itu Sanhedrin memutuskan bahwa Lazarus juga<br />

harus dibunuh. Sedemikian jauhnya kedengkian dan prasangka memperhamba mereka.<br />

Kebencian dan sifat tidak percaya para pemimpin Yahudi sudah bertambah-tambah sampai<br />

mereka mau membunuh seorang yang sudah diluputkan oleh kuasa Allah dari dalam kubur.<br />

Sementara rencana jahat ini berlangsung di Yerusalem, Yesus dan sahabat-sahabat-Nya<br />

diundang ke pesta Simon. Di meja makan Juruselamat duduk dengan Simon, yang telah<br />

disembuhkan-Nya dari suatu penyakit yang menjijikkan, di sebelah, dan Lazarus, yang<br />

sudah dibangkitkan-Nya dari kematian di sebelah yang lain. Marta melayani di meja tetapi<br />

Maria sedang mendengarkan dengan cermatnya setiap perkataan dari bibir Yesus. Dalam<br />

kemurahan-Nya Yesus telah memaafkan dosadosanya, Ia telah memanggil saudaranya yang<br />

kekasih dari dalam kubur, dan hati Maria dipenuhi dengan rasa syukur. Ia telah mendengar<br />

Yesus berbicara tentang kematian-Nya yang sudah dekat, dan dalam kasih dan<br />

kesusahannya yang mendalam ia ingin menunjukkan kehormatan kepada-Nya. Dengan<br />

pengorbanan pribadi yang besar ia telah membeli sebuah buli-buli berisi “minyak wangi<br />

yang mahal harganya” yang dengan itu ia menyirami tubuh-Nya. Tetapi sekarang banyak<br />

orang sedang mengumumkan bahwa Ia hampir akan dimahkotai sebagai raja. Kesedihannya<br />

berubah menjadi kesukaan, dan ia ingin yang pertama menghormati Tuhannya Setelah<br />

memecahkan buli-buli minyak wangi itu, ia mencurahkan isinya ke atas kepala dan kaki<br />

Yesus, kemudian bertelutlah ia sambil menangis, dan sambil membasahinya dengan air<br />

matanya, dikeringkannya kaki-Nya dengan rambutnya yang panjang itu.<br />

Ia telah berusaha menghindarkan pengamatan, dan gerak geriknya dapat berlalu tanpa<br />

diperhatikan, tetapi bau minyak wangi itu memenuhi ruangan itu dengan baunya yang<br />

harum, dan memberitahukan perbuatan-nya kepada semua orang yang hadir. Yudas<br />

memandang perbuatan ini dengan perasaan tidak senang. Gantinya menunggu apa yang<br />

432

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!