06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

orang Yahudi yang dilahirkan itu?” tanya mereka; “kami telah melihat bintang-Nya di<br />

Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”<br />

Sekarang kesombongan dan iri hati menutup pintu terhadap terang. Sekiranya segala<br />

laporan yang dibawa oleh gembala-gembala dan orang Majus itu diakui, maka akan<br />

ditempatkannyalah imam-imam dan rabirabi itu dalam suatu kedudukan yang paling tidak<br />

disukai, membatalkan pengakuan mereka sebagai ahli tafsir kebenaran Allah. Guru-guru<br />

yang terpelajar ini tidak mau merendahkan hati untuk diberi petunjuk oleh orang-orang yang<br />

mereka sebut kafir. Mustahil, kata mereka, Allah sudah melampaui mereka, untuk<br />

berhubungan dengan gembala-gembala yang tidak tahu apa-apa atau dengan orang kafir<br />

yang tidak disunat. Mereka bertekad untuk menunjukkan hinaan terhadap laporan yang<br />

tengah mengharukan Raja Herodes dan seluruh kota Yerusalem. Malahan mereka tidak mau<br />

pergi ke Betlehem untuk melihat kalau segala perkara ini demikian halnya. Dan mereka<br />

menuntun orang banyak untuk menganggap perhatian kepada Yesus sebagai suatu<br />

kehebohan yang mengandung anasir kefanatikan. Di sinilah mulai terjadi penolakan<br />

terhadap <strong>Kristus</strong> oleh imam-imam dan rabi-rabi. Dari titik ini kesombongan serta kedegilan<br />

mereka pun tumbuhlah hingga menjadi kebencian yang tetap terhadap Juruselamat.<br />

Sementara Allah membuka pintu bagi orang kafir, para pemimpin Yahudi sedang menutup<br />

pintu bagi mereka sendiri.<br />

Orang Majus itu berangkat sendiri dari Yerusalem. Malam sudah tiba tatkala mereka<br />

meninggalkan pintu gerbangnya, tetapi dengan kesukaan besar mereka melihat bintang itu<br />

pula, dan mereka ditujukan ke Betlehem. Mereka tiada menerima pemberitahuan lebih<br />

dahulu tentang keadaan Yesus yang hina sebagaimana yang telah diberikan kepada<br />

gembala-gembala itu. Sesudah berjalan begitu jauh mereka dikecewakan oleh sikap masa<br />

bodoh di pihak para pemimpin Yahudi, dan telah meninggalkan Yerusalem dengan<br />

keyakinan yang kurang besarnya daripada keyakinan ketika mereka masuk ke dalam kota<br />

itu. Di Betlehem mereka tidak menjumpai pengawal kerajaan yang ditempatkan guna<br />

menjaga Raja yang baru lahir itu. Tidak ada orang terhormat dunia ini hadir di situ. Yesus<br />

terbaring dalam sebuah palungan. Hanya orangtuNya, petani biasa yang tidak<br />

berpendidikan, yang mengawal Dia. Mungkinkah ini gerangan Dia yang tentang Dia<br />

tersurat, bahwa Ia harus “menegakkan segala suku Yakub,” dan “membaiki pula segala<br />

pucuk Israel;” bahwa Ia harus menjadi “suatu terang bagi segala orang kafir,” dan menjadi<br />

“keselamatan ... sampai kepada ujung bumi?”<br />

“Ketika mereka masuk ke dalam rumah, mereka melihat Anak Kecjl itu bersama dengan<br />

Maria, ibu-Nya, maka sujudlah mereka menyembah Dia.” Dalam penyamaran Yesus yang<br />

hina, mereka merasakan hadirat Ilahi. Mereka menyerahkan hati kepada-Nya selaku<br />

Juruselamat mereka, lalu mempersembahkan pemberian mereka,— “emas dan kemenyan<br />

dan mur.” Betapa ajaibnya iman mereka itu! Mungkin dapat dikatakan mengenai orang<br />

Majus yang dari Timur itu, sebagaimana yang kemudian dikatakan tentang penghulu laskar<br />

Romawi, “Di antara orang Israel juga belum pernah Kudapat iman sepertih ini.” Orang<br />

36

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!