06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Sebagaimana dengan iman Abraham keluar atas panggilan Allah, ‘’dengan tidak<br />

mengetahui tempat yang ia tuju;” sebagaimana dengan iman bani Israel mengikuti tiang<br />

awan ke tanah perjanjian, demikianlah orang-orang kafir ini berangkat untuk mencari<br />

Juruselamat yang telah dijanjikan itu. Negeri-negeri sebelah timur sangat kaya dengan<br />

benda-benda yang berharga; sebab itu orang Majus itu bukannya pergi dengan tangan<br />

hampa. Sudah menjadi kebiasaan di sana untuk mempersembahkan pemberian sebagai<br />

pernyataan hormat kepada raja-raja atau orang-orang yang berkedudukan tinggi lainnya,<br />

maka pemberian yang paling mahal yang dapat diberikan negeri itu pun dibawa sebagai<br />

persembahan kepada-Nya yang oleh-Nya segala keluarga di bumi ini akan berbahagia.<br />

Adalah perlu berjalan pada malam supaya selalu dapat melihat bintang itu; akan tetapi orang<br />

Majus itu menghabiskan waktu dengan mengulang-ulangi ucapan-ucapan tradisi dan<br />

perkataan-perkataan nubuatan tentang Dia yang mereka cari itu. Setiap waktu beristirahat<br />

mereka menyelidiki nubuatan; maka keyakinan mereka pun makin bertambah bahwa<br />

mereka sedang mendapat pimpinan Ilahi. Sementara mereka melihat bintang itu di hadapan<br />

mereka sebagai tanda secara lahir, di dalam batin mereka ada juga kenyataan Roh Suci yang<br />

senantiasa membesarkan perhatian mereka, dan mengilhami mereka dengan harapan.<br />

Perjalanan itu, sungguh pun jauh, adalah satu perjalanan yang diliputi sukacita bagi mereka<br />

itu.<br />

Mereka sudah tiba di negeri Israel, dan sedang menuruni Bukit Zaitun, dan Yerusalem<br />

sudah kelihatan, bintang yang telah menuntun mereka dalam perjalanan yang melelahkan itu<br />

berhenti di atas kaabah, dan sesaat kemudian lenyaplah dari penglihatan mereka. Dengan<br />

langkah yang penuh pengharapan mereka maju terus, mengharap dengan yakin bahwa<br />

kelahiran Mesias itu akan menjadi buah mulut orang yang penuh kegirangan. Tetapi segala<br />

pertanyaan mereka sia-sia saja. Setelah masuk ke dalam kota suci itu, mereka pun pergi ke<br />

bait suci. Dengan penuh keheranan mereka tidak mendapati seorang pun yang nampaknya<br />

tahu tentang raja yang baru lahir itu. Pertanyaan mereka tidak membangkitkan tanda<br />

sukacita, malah sebaliknya yakni tanda-tanda rasa heran dan takut, dan bukan pula tidak<br />

disertai penghinaan.<br />

Imam-imam tengah mengulang-ulangi tradisi-tradisi. Mereka me-ninggikan agama dan<br />

peribadatan mereka sendiri, sementara mereka mencela bangsa Yunani dan Romawi sebagai<br />

orang kafir dan orang berdosa melebihi orang lain. Orang Majus itu bukannya penyembah<br />

berhala, dan pada pandangan Allah mereka tegak jauh lebih tinggi daripada imam-imam itu,<br />

yang mengaku sebagai penyembah Dia; namun mereka dianggap oleh orang Yahudi sebagai<br />

orang kafir. Bahkan di antara para penunggu yang telah ditentukan Kitab Suci itu,<br />

pertanyaan-pertanyaan mereka yang penuh harapan gemilang itu tidak juga menjamah hati.<br />

Kedatangan orang Majus itu segera tersiar di seluruh Yerusalem. Maksud perjalanan<br />

mereka yang aneh itu menimbulkan kegegeran di kalangan penduduk, yang selanjutnya<br />

merembes ke istana Raja Herodes. Orang Edom si licik itu tersentak ketika mendengar<br />

kabar tentang kemungkinan akan adanya saingan. Pembunuhan yang tidak terhitung<br />

34

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!