06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Ayub telah mengatakan, “malah orang asing pun tidak pernah berma-lam di luar,<br />

pintuku terbuka bagi musafir.” Dan ketika kedua malaikat yang menyamar sebagai manusia<br />

datang ke SodomLot menundukkan dirinya dengan mukanya ke tanah, dan mengatakan,<br />

“Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini.” Ayub 31:32;<br />

Kej. 19: 2. Imam dan orang Lewi tahu benar akan segala pelajaran ini, tetapi mereka tidak<br />

membawanya ke dalam kehidupan yang praktis. Karena dilatih di sekolah kefanatikan<br />

nasional, mereka sudah bersifat mementingkan diri, picik, dan menyendiri. Ketika mereka<br />

memandang pada orang yang dilukai itu, mereka tidak dapat membedakan apakah ia<br />

sebangsa dengan mereka atau tidak. Mereka berpikir bahwa mungkin ia seorang Samaria,<br />

sebab itu mereka pun berpaling.<br />

Dalam tindakan mereka, sebagaimana yang telah dilukiskan <strong>Kristus</strong>, ahli Taurat itu<br />

tidak melihat sesuatu yang bertentangan dengan yang telah diajarkan mengenai tuntutan<br />

hukum Tetapi sekarang pemandangan yang lain ditunjukkan: Seorang Samaria, dalam<br />

perjalanannya, datang ke tempat si penderita berada, dan ketika ia melihatnya, ia menaruh<br />

belas kasihan kepadanya. Ia tidak menanyakan apakah orang asing itu seorang Yahudi atau<br />

seorang kafir. Jika seorang Yahudi, orang Samaria itu mengetahui benar bahwa, seandainya<br />

keadaan mereka dipulihkan, orang itu akan meludahi mukanya, dan melewatinya dengan<br />

hinaan. Tetapi ia tidak ragu-ragu karena hal ini. Ia tidak memikirkan bahwa ia sendiri<br />

mungkin berada dalam bahaya kekerasan bila ia berlambat-lambat di tempat itu. Cukuplah<br />

bahwa di hadapannya terdapat seorang manusia yang dalam kekurangan dan penderitaan. Ia<br />

menanggalkan jubahnya sendiri dan dengan itu ditutupinya orang itu.<br />

Minyak dan anggur yang disediakan untuk perjalanannya sendiri digunakannya untuk<br />

menyembuhkan dan menyegarkan orang yang dilukai itu. Ia mengangkatnya ke atas<br />

binatang penanggung bebannya, dan berjalan perlahan-lahan dengan langkah yang teratur,<br />

agar orang asing itu tidak tergoncang-goncang, dan tidak lebih menderita, la membawanya<br />

ke rumah tumpangan, dan menjaganya sepanjang malam, sambil memperhatikan dia dengan<br />

lemah lembut. Keesokan harinya ketika orang sakit itu telah bertambah baik, orang Samaria<br />

itu memberanikan diri untuk meneruskan perjalanannya. Tetapi sebelum berbuat demikian,<br />

Ia menyerahkannya kepada penjaga rumah tumpangan itu, membayar ongkosnya, dan<br />

meninggalkan suatu simpanan untuk kepentingannya: dan karena belum puas dengan<br />

persetujuan ini, ia mengadakan persediaan untuk suatu keperluan selanjutnya, sambil<br />

mengatakan kepada pemilik penginapan, “Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari<br />

ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.”<br />

Cerita itu pun berakhirlah, Yesus menatap mata ahli Taurat itu, dalam pandangan yang<br />

tampaknya membaca jiwanya, dan berkata, “Siapakah di antara ketiga orang ini menurut<br />

pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Luk.<br />

10:36. Pada saat itu pun ahli Taurat itu tidak mau menyebutkan kata orang Samaria, dan ia<br />

menjawab, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus<br />

kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”<br />

390

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!