06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

hukum itu. Dengan demikian ia berharap untuk menghindarkan keyakinan serta<br />

mempertahankan dirinya di hadapan orang banyak. Per-kataan Juruselamat telah<br />

menunjukkan bahwa pertanyaannya tidak perlu, karena ia sudah sanggup menjawabnya<br />

sendiri. Meskipun demikian ia mengajukan pertanyaan lain dengan berkata, “Siapakah<br />

sesamaku manusia?”<br />

Di kalangan orang Yahudi pertanyaan ini menyebabkan perdebatan yang tidak habishabisnya.<br />

Mereka tidak lagi meragukan orang kafir dan orang Samaria, mereka inilah orang<br />

asing dan musuh. Tetapi perbedaan apakah harus diadakan di antara orang-orang dari<br />

bangsanya sendiri, dan di antara berbagai golongan masyarakat? Siapakah yang harus<br />

dianggap oleh imam, rabi, dan tua-tua sebagai sesama manusia? Mereka menghabiskan<br />

hidup mereka dengan mengadakan upacara-upacara untuk menjadikan diri mereka suci.<br />

Mereka berpendapat bahwa hubungan dengan orang banyak yang tidak berpengetahuan dan<br />

kurang berhati-hati akan .menyebabkan kenajisan yang mengharuskan mereka mengadakan<br />

usaha yang menjemukan untuk menghilangkannya. Haruskah mereka menganggap “yang<br />

najis” itu sebagai sesama manusia?<br />

Sekali lagi Yesus menolak terjadinya pertentangan, la tidak menentang kefanatikan di<br />

pihak orang-orang yang sedang mengamat-amati dan hendak mempersalahkan Dia. Tetapi<br />

dengan suatu cerita yang sederhana Ia menunjukkan kepada para pendengar-Nya suatu<br />

gambaran tentang mengalirnya kasih yang berasal dari surga yang mengharukan hati, dan<br />

mendapatkan dari ahli Taurat itu suatu pengakuan akan kebenaran. Cara mengusir<br />

kegelapan ialah menerima terang. Cara yang terbaik untuk memperlakukan dosa ialah<br />

mengemukakan kebenaran. Pernyataan kasih Allah itulah yang menunjukkan kerusakan dan<br />

dosa dari hati yang dipusatkan pada diri sendiri. Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun<br />

dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja<br />

merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan sesudah itu pergi<br />

meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia<br />

melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi<br />

datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.” Luk.<br />

10:10-32. Ini bukanlah merupakan suatu peristiwa yang diumpamakan saja, melainkan suatu<br />

kejadian yang sebenarnya, yang benar-benar diketahui sebagaimana yang digambarkan<br />

imam dan orang Lewi yang berjalan terus di antara orang-orang yang mendengarkan<br />

perkataan <strong>Kristus</strong>. Waktu mengadakan perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho, orang yang<br />

bepergian itu harus melalui sebagian padang belantara Yudea. Jalan itu menurun melalui<br />

jurang yang kasar dan berbatu-batu, yang penuh dengan penyamun, dan sering di tempat itu<br />

terjadi peristiwa kekerasan. Di sinilah orang yang bepergian itu diserang, melampaui segala<br />

sesuatu yang berharga, dilukai dan tertindih, dan ditinggalkan dalam keadaan hampir mati di<br />

tepi jalan. Sementara ia berbaring dalam keadaan demikian, imam melewati tempat itu;<br />

tetapi ia hanya melihat pada orang yang sudah dilukai itu. Kemudian muncullah orang Lewi.<br />

Dalam keadaan ingin tahu apa yang telah terjadi, ia berhenti dan melihat si penderita. Ia<br />

388

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!