06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

tua-tua yang berencana jahat ini, Yesus berkata “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,<br />

hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Dan sambil<br />

membungkuk, Ia meneruskan menulis di tanah.<br />

Ia tidak mengesampingkan hukum yang diberikan dengan perantaraan Musa, ataupun<br />

melanggar kekuasaan Roma. Para penuduh sudah dikalahkan Sekarang, karena jubah<br />

kesucian sekadar rupa itu sudah dicarik dari mereka be ««irilah mereka dalam keadaan<br />

bersalah dan dihukum di hadapan Kesucian Yang Tidak Terbatas. Mereka gemetar agar<br />

jangan kesalahan dalam kehidupan mereka yang tersembunyi itu dipaparkan kepada orang<br />

banyak; dan seorang demi seorang, dengan menundukkan kepala dan mata yang<br />

memandang ke bawah, mereka pun pergi dengan diam-diam, seraya meninggalkan mangsa<br />

mereka dengan Juruselamat yang penuh belas kasihan. Yesus berdiri, dan sambil<br />

memandang pada perempuan itu berkata, “Hai perempuan, di manakah mereka itu? Tidak<br />

adakah seorang yang menghukum engkau? Jawabnya: Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata<br />

Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai<br />

dari sekarang.”<br />

Wanita telah berdiri di hadapan Yesus, sambil membungku karena ketakutan.<br />

Perkataan-Nya, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama<br />

melemparkan batu kepada perempuan itu,” telah sampai Kepadanya sebagai suatu hukuman<br />

mati yang dijatuhkan kepadanya. Ia tidak berani memandang kepada wajah Juruselamat,<br />

melainkan menunggu nasibnya dengan tenang. Dengan keheranan ia melihat para<br />

penuduhnya meninggalkan tempat itu dalam keadaan bungkam dan bingung; kemudian<br />

perkataan harapan itu sampai ke telinganya, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah<br />

dan jangan berbuat dosa lagi, mulai dari sek£ang.” Hatinya hancur, dan «a tersungkur d,<br />

kak, Yesus, sambil tersedu-sedu karena kasihnya yang penuh rasa terima kasih, dan dengan<br />

air mata sedih mengakui dosadosanya.<br />

Inilah permulaan hidup baru baginya, suatu hidup kesucian dan damai, diabdikan pada<br />

pekerjaan Allah. Dalam mengangkat jiwa yang jatuh ini, Yesus mengadakan suatu mukjizat<br />

yang lebih besar daripada dalam me-nyembuhkan penyakit jasmani yang paling<br />

menyedihkan; Ia menyem-buhkan penyakit rohani yang membawa kepada kematian kekal.<br />

Wanita yang bertobat ini menjadi salah seorang pengikut-Nya yang paling tekun.Dengan<br />

kasih dan ketekunan yang mengorbankan diri ia membalas kemurahan-Nya yang<br />

mengampuni itu.<br />

Dalam tindakan-Nya memaafkan wanita ini serta memberanikan dia untuk hidup lebih<br />

baik, tabiat Yesus bersinar dalam keindahan kebenaran yang sempurna. Meskipun ia tidak<br />

memaafkan dosa, ataupun mengurangi perasaan bersalah, namun Ia tidak berusaha<br />

menghukum, melainkan menyelamatkan. Dunia memberikan hanya penghinaan dan ejekan<br />

kepada wanita yang bersalah ini; tetapi Yesus mengucap an perkataan penghiburan dan<br />

harapan. Ia Yang Tidak Berdosa menaruh belas kasihan terhadap kelemahan orang berdosa<br />

358

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!