06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

hosana, menyertai nyanyian bersama. Bait Suci menjadi pusat kegembiraan orang banyak<br />

Di sinilah terdapat kebesaran upacara korban. Di sinilah, berjejer pada kedua sisi tangga<br />

bangunan suci yang terbuat dari pualam putih, biduan orang Lewi memimpin acara<br />

nyanyian. Orang banyak yang’ datang berbakti, sambil melambai-lambaikan pelepah kurma<br />

dan murid, menyaringkan suara dan menggemakan nyanyian bersama; dan sekali lagi lagu<br />

itu disambut dengan suara-suara yang dekat dan jauh, sampai ke bukitbukit yang<br />

mengelilinginya dipenuhi dengan suara pujian.<br />

Pada malam hari bait suci dan halamannya bersinar-sinar dengan terang buatan. Musik,<br />

lambaian pelepah kurma, sorak hosana yang meng-gembirakan, himpunan orang banyak,<br />

yang disinari dengan terang yang memancar dari lampu-lampu yang bergantungan, jubah<br />

imam-imam, serta kebesaran upacara-upacara itu, dipadukan untuk menjadikan suatu<br />

pemandangan yang sangat berkesan kepada orang-orang yang meman-dangnya. Tetapi<br />

upacara yang paling berkesan dari hari raya itu, yang menimbulkan kegembiraan terbesar,<br />

ialah upacara yang memperingati peristiwa pengembaraan sementara di padang<br />

belantara. Ketika fajar menyingsing, imam-imam meniup nafiri perak itu dengan suara yang<br />

panjang dan nyaring, dan nafiri yang menyambut, dan soraksorai yang gembira dari orang<br />

banyak di ponaok-pondok mereka, yang bergema di bukit dan lembah menyambut hari<br />

perayaan itu. Kemudian imam menciduk dari air yang mengalir di Kidron sebuli-buli air,<br />

dan sambil mengangkatnya tinggi-tinggi, sementara nafiri dibunyikan, ia menaiki anak<br />

tangga bait suci yang lebar «u, mengikuti irama musik dengan langkah yang lambat dan<br />

teratur, seraya menyanyi, “Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.”<br />

Mzm. 122:2.<br />

Ia membawa buli-buli itu ke mezbah, yang terletak di tengah halaman imam-imam itu.<br />

Di sinilah terdapat dua bokor perak, dengan seorang imam berdiri di sisi setiap bokor itu.<br />

Buli-buli air itu dituangkan ke dalam satu bokor, dan sebuah buli-buli anggur ke dalam<br />

bokor yang lain; dan isi mengal ir ke dalam sebuah pipa yang menghubungkan dengan<br />

Kidron, dan dialirkan ke Laut Mati. Pertunjukan air yang disucikan ini menggambarkan<br />

pancaran air yang atas perintah Allah telah memancar dari batu karang untuk memuaskan<br />

dahaga anak-anak Israel. Kemudian lagu kemenangan pun bergemalah, “Sebab Tuhan Allah<br />

itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba<br />

air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.” Yes. 12:2, 3.<br />

Ketika anak-anak Yusuf mengadakan persiapan untuk menghadiri Hari Raya Pondok<br />

Daun-daunan, mereka melihat bahwa <strong>Kristus</strong> tidak mengadakan usaha yang menandakan<br />

niat-Nya untuk menghadirinya. Mereka memperhatikan Dia dengan sifat ingin tahu. Sejak<br />

penyembuhan di Betesda Ia tidak menghadiri perhimpunan nasional. Untuk menghindarkan<br />

pertentangan yang tidak berguna dengan para pemimpin di Yerusalem, Ia telah membatasi<br />

pekerjaan-Nya di Galilea. Sikap-Nya yang tampaknya melalaikan perhimpunan keagamaan<br />

yang besar, serta permusuhan yang ditunjukkan kepada-Nya oleh imam imam dan para rabi<br />

menyebabkan kebingungan bagi orang-orang di sekeliling-Nya, malah kepada murid-murid-<br />

346

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!