06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Bab 48 Siapakah Yang Terbesar?<br />

KETIKA kembali ke Kapernaum, Yesus tidak pergi ke tempat peristirahatan yang<br />

terkenal di mana Ia telah mengajar orang banyak, melainkan bersama murid-murid-Nya<br />

dengan diam-diam mencari rumah yang akan menjadi tempat tinggal-Nya untuk sementara<br />

Selama sisa waktu Ia tinggal di Galilea Ia bermaksud memberikan petunjuk kepada muridmurid<br />

lebih daripada bekerja bagi orang banyak.<br />

Dalam perjalanan di Galilea sekali lagi <strong>Kristus</strong> berusaha mempersiapkan pikiran muridmurid-Nya<br />

untuk peristiwa yang dihadapi-Nya. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Ia<br />

harus pergi ke Yerusalem akan dibunuh dan bangkit lagi Dan Ia menambahkan<br />

pengumuman yang aneh dan sungguh-sungguh bahwa Ia akan diserahkan ke tangan musuhmusuh-Nya.<br />

Sampai saat itu murid-murid tidak mengerti akan perkataanNya. Meskipun<br />

mereka ditimpa dengan bayang-bayang kesusahan yang besar, namun roh persaingan<br />

mendapat tempat dalam hati mereka. Mereka bertengkar satu sama lain mengenai siapa<br />

yang harus dianggap paling besar dalam kerajaan itu. Menurut anggapan mereka pertikaian<br />

ini dapat mereka sembunyikan dari Yesus, dan mereka tidak datang dekat ke samping-Nya<br />

sebagaimana biasanya, melainkan berlambat-lambat di belakang, sehingga Ia mendahului<br />

mereka ketika mereka memasuki Kapernaum. Yesus membaca pikiran mereka, dan Dia<br />

ingin menasihati dan memberi petunjuk kepada mereka. Tetapi untuk maksud ini Ia<br />

menantikan suatu saat yang tenang, bila hati mereka harus terbuka untuk mene-rima<br />

perkataan-Nya.<br />

Segera sesudah mereka sampai ke kota, pemungut pajak bait suci datang kepada Petrus<br />

dengan pertanyaan, “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?” Upeti ini<br />

bukannya suatu pajak sipil, melainkan suatu iuran bait suci yang diharuskan bagi setiap<br />

orang Yahudi untuk membayarnya setiap tahun untuk menyokong bait suci. Enggan<br />

membayar upeti akan dianggap sebagai ketidaksetiaan kepada bait suci—dalam penilaian<br />

para rabi merupakan suatu dosa yang paling menyedihkan. Sikap Juruselamat terhadap<br />

hukum para rabi, serta teguran-Nya yang jelas kepada orang-orang yang mempertahankan<br />

tradisi, memberikan suatu alasan untuk tuduhan bahwa Ia sedang berusaha merusakkan<br />

pelayanan bait suci. Sekarang musuh-musuh-Nya melihat suatu kesempatan untuk bersikap<br />

tidak percaya lagi kepada-Nya. Mereka sedia bersekutu dengan pemungut upeti.<br />

Petrus melihat dalam pertanyaan pemungut upeti itu suatu sindiran yang menyinggung<br />

kesetiaan <strong>Kristus</strong> kepada bait suci. Karena bersemangat demi kehormatan Gurunya, dengan<br />

terburu-buru ia menjawab, tanpa meminta nasihat dan pada-Nya, bahwa Yesus mau<br />

membayar upeti.<br />

Tetapi Petrus hanya mengerti sebagian mengenai maksud orang yang bertanya itu. Ada<br />

beberapa golongan yang dibebaskan dari pembayaran upeti. Pada zaman Musa, ketika orang<br />

Lewi diasingkan untuk pelayanan bait suci, mereka tidak diberi warisan di antara orang<br />

335

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!