06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Bukan itu saja, bahkan supaya kedua belas murid itu, dapat menerima penyataan yang<br />

hendak diberikan-Nya. Hanya ketiga murid yang menyaksikan dukacita-Nya di Getsemani<br />

itulah yang telah dipilih untuk menyertai Dia di gunung. Sekarang beban doa-Nya ialah agar<br />

kepada mereka ditunjukkan kemuliaan yang dimiliki-Nya dengan Bapa sebelum dunia<br />

diciptakan, supaya kerajaan dinyatakan kepada mata manusia, dan supaya murid-murid-Nya<br />

dikuatkan untuk memandangnya. Ia memohon agar mereka menyaksikan kenyataan<br />

Keilahian-Nya yang akan menghiburkan mereka pada saat kesengsaraan-Nya yang hebat<br />

dengan mengetahui bahwa sesungguhnya Ialah Anak Allah, dan bahwa kematian-Nya yang<br />

memalukan merupakan sebagian dari rencana pene-busan.<br />

Doa-Nya didengar. Sementara Ia tunduk dengan kerendahan hati di atas tanah yang<br />

berbatu, tiba-tiba langit pun terbuka, gerbang-gerbang keemasan kota Allah terbuka lebar,<br />

dan sinar yang suci turun ke atas gu-nung itu, menyelubungi tubuh Juruselamat. Keilahian<br />

dari dalam bercahaya melalui kemanusiaan, dan bertemu dengan kemuliaan yang datang<br />

dari atas. Setelah bangkit dari sujud, <strong>Kristus</strong> berdiri dalam kebesaran seperti Allah.<br />

Kesengsaraan jiwa pun lenyap. Wajah-Nya kini bersinar “seperti matahari” dan jubah-Nya<br />

menjadi “putih bersinar seperti terang.”<br />

Setelah terbangun murid-murid memandang kemuliaan yang tidak terperikan yang<br />

menerangi gunung itu. Dalam ketakutan dan keheranan mereka memandang tubuh Tuhan<br />

mereka yang bersinar itu. Ketika mereka disanggupkan supaya tahan melihat terang yang<br />

ajaib itu, mereka melihat bahwa Yesus tidak sendirian. Di samping-Nya ada dua makhluk<br />

surga dalam percakapan yang mesra dengan Dia. Mereka adalah Musa, yang telah bercakapcaicap<br />

dengan Allah di atas Gunung Sinai, dan Elia, yang kepadanya kesempatan yang<br />

tinggi telah diberikan-dikaruniakan hanya kepada seorang dari anak-anak Adam—tidak<br />

pernah mengalami kuasa maut.<br />

Di atas Gunung Pisgah lima belas abad sebelumnya, Musa telah berdiri sambil<br />

memandang ke Tanah Perjanjian. Tetapi karena dosanya di Meriba, ia tidak diperkenankan<br />

memasukinya. Kegembiraan memimpin umat Israel ke dalam warisan nenek moyang<br />

mereka tidak diberikan kepadanya. Permohonannya yang penuh kepedihan, “Biarlah aku<br />

menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang Sungai Yordan, tanah<br />

pegunungan yang baik itu, dan Gunung Libanon” (UI. 3:25), tidak dikabulkan. Harapan<br />

yang selama empat puluh tahun telah menerangi kegelapan pengembaraan di padang<br />

belantara harus diingkari. Kubur di padang belantara menjadi tujuan tahun-tahun kerja keras<br />

dan kesusahan yang membebani hati. Tetapi Ia yang “dapat melakukan jauh lebih banyak<br />

daripada yang kita doakan atau pikirkan” (Ef. 3:20) dalam tindakan ini telah menjawab doa<br />

hamba-Nya. Musa melalui kuasa kematian, tetapi ia tidak tinggal di dalam kubur. <strong>Kristus</strong><br />

Sendiri memanggil dia keluar kepada kehidupan. Setan penggoda itu telah menuntut tubuh<br />

Musa karena dosanya, tetapi <strong>Kristus</strong> Juruselamat membangkitkan dia dari kubur. Yudas 9.<br />

327

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!