06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Mereka yang menghendaki suatu tanda dari Yesus telah mengeraskan hati dalam kurang<br />

iman sehingga mereka tidak melihat peta Allah dalam tabiat-Nya. Mereka tidak mau melihat<br />

bahwa tugas-Nya merupakan kegenapan Kitab Suci. Dalam perumpamaan tentang orang<br />

kaya dan Lazarus, Yesus mengatakan kepada orang Farisi, “Jika mereka tidak<br />

mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan,<br />

sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” Luk. 16:31. Tiada tanda yang<br />

dapat diberikan di surga atau di bumi dapat menguntungkan mereka.<br />

“Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya,” dan sambil berbalik dari rombongan pengritik,<br />

Ia pun memasuki perahu sekali lagi dengan muridmurid-Nya. Dalam ketenangan yang<br />

dipenuhi kesedihan mereka menye-berangi lagi danau itu. Meskipun demikian mereka tidak<br />

kembali ke tempat yang telah mereka tinggalkan, melainkan menuju ke Betsaida, di dtkat<br />

tempat di mana lima ribu orang telah dikenyangkan. Ketika mereka tiba di seberang, Yesus<br />

berkata, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” Orang<br />

Yahudi sudah biasa sejak zaman Musa menjauhkan ragi dari rumah mereka pada masa raya<br />

Paskah, dan mereka diajar sedemikian untuk menganggapnya sebagai lambang dosa.<br />

Meskipun demikian murid-murid tidak mengerti akan Yesus. Karena mereka berangkat dari<br />

Magadan terburu-buru, mereka lupa membawa roti, dan mereka mempunyai hanya satu<br />

ketul. Pada hemat mereka <strong>Kristus</strong> mengalihkan perhatian mereka kepada keadaan ini,<br />

mengamankan mereka agar tidak membeli roti orang Farisi atau orang Saduki. Kurangnya<br />

iman serta pandangan rohani mereka sering telah memimpin mereka kepada salah<br />

pengertian seperti itu akan firman-Nya. Sekarang Yesus menegur mereka karena<br />

berpendapat bahwa Ia yang memberi makan kepada beribu-ribu orang dengan beberapa ekor<br />

ikan dan roti jelai dalam amaran yang tekun itu dapat mengalihkan perhatian hanya pada<br />

makanan jasmani. Ada bahayanya bahwa pendapat yang licik dari orang Farisi dan orang<br />

Saduki akan mempengaruhi murid-muridNya dengan sifat kurang percaya, yang<br />

menyebabkan mereka meremehkan perbuatan <strong>Kristus</strong>.<br />

Murid-murid cenderung memikirkan bahwa Tuhan mereka seharusnya sudah<br />

memperkenankan tuntutan untuk suatu tanda di langit. Mereka percaya bahwa Ia sanggup<br />

benar melakukan hal ini, dan bahwa suatu tanda seperti itu akan mendiamkan musuhmusuh-Nya.<br />

Mereka tidak melihat kepura-puraan para pengritik itu Berbulan-bulan<br />

kemudian, “beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesakdesakan,”<br />

Yesus mengulangi ajaran yang sama itu “Lalu Yesus mulai mengajar, pertamatama<br />

kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan<br />

orang Farisi.” Luk. 12:1.<br />

Ragi yang ditaruh di dalam tepung dengan tidak kelihatan, mengubahkan segenap<br />

adonan menurut sifatnya sendiri. Demikian juga, jika kepura-puraan diizinkan berada di<br />

dalam hati, ditembusinyalah tabiat dan kehidupan itu. Suatu contoh yang menarik tentang<br />

kepura-puraan orang Farisi, sudah ditegur oleh <strong>Kristus</strong> dalam mencela kebiasaan “Korban”<br />

yang olehnya kelalaian dalam kewajiban sebagai anak disembunyikan di bawah kepura-<br />

315

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!