06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

herannya atas orang banyak yang mengelilinginya. Ia bangkit, dan orang. tuanya memeluk<br />

dia di tangannya, lalu menangis karena sukacita.<br />

Dalam perjalanan menuju rumah penghulu itu. Yesus telah menemu-kan di antara orang<br />

banyak itu, seorang perempuan malang karena telah dua belas tahun lamanya ia menderita<br />

penyakit yang membuat hidupnya suatu beban. Ia telah menggunakan segala miliknya untuk<br />

tabib dan obatobatan, namun hanya mendapat perkataan bahwa penyakitnya tidak dapat<br />

diobati. Tetapi pengharapannya timbul lagi bila ia mendengar kesem-buhan yang telah<br />

diadakan oleh <strong>Kristus</strong>. Ia merasa pasti bahwa jikalau ia dapat pergi kepada-Nya ia akan<br />

sembuh. Di dalam tubuh yang lemah dan susah payah ia datang ke tepi pantai di mana<br />

Yesus sedang mengajar, dan mencoba menerobos melalui orang banyak, tetapi sia-sia<br />

adanya. Sekali lagi ia mengikuti Yesus dari rumah Matius Lewi, namun demikian belum<br />

juga sampai kepada-Nya. Ia mulai putus asa, dan waktu Yesus berjalan melalui orang<br />

banyak itu, Yesus datang dekat kepadanya.<br />

Kesempatan yang indah telah datang. Ia berada di hadapan Tabib Be-sar itu! Tetapi di<br />

tengah-tengah hiruk pikuk orang banyak itu ia tidak da-pat berbicara kepada-Nya, sekalipun<br />

hanya memandang wajah-Nya. Ka-rena takut kehilangan satu-satunya kesempatan untuk<br />

memperoleh ke-sembuhan, ia desak ke depan, sambil berkata kepada diri sendiri: “Asal<br />

kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sementara Yesus berlalu, perempuan itu maju<br />

ke depan, dan dapat menjamah pinggir jubah-Nya. Sekejap itu juga ia merasa sembuh. Di<br />

dalam satu jamahan itu seluruh iman hidupnya dipusatkan, dan pada waktu itu penyakit dan<br />

tubuhnya yang lemah dipulihkan dan diganti dengan kekuatan dan kesehatan tubuhnya.<br />

Dengan berterima kasih dalam hati ia mencoba mengundurkan diri dari antara orang<br />

banyak; tetapi tiba-tiba Yesus berhenti, dan orang banyak pun berhenti dengan Dia. Ia<br />

berbalik, dan memandang sekeliling serta bertanya dengan suara yang nyaring sekalipun di<br />

dalam keributan orang banyak dapat didengar: “Siapa yang menjamah Aku?” Orang banyak<br />

menjawab pertanyaan yang aneh itu dengan roman muka yang keheranan. Dikerumuni dari<br />

segala penjuru, didesak ke sana ke mari, kelihatannya merupakan satu pertanyaan yang aneh<br />

sekali.<br />

Petrus yang selalu siap sedia berbicara, berkata: “Engkau melihat ba-gaimana orangorang<br />

ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau ber-tanya: Siapa yang menjamah Aku?”<br />

Maka jawab Yesus “Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar<br />

dari diri-Ku.” Juruselamat dapat membedakan jamahan iman dari sentuhan yang ke-betulan<br />

oleh orang banyak yang kurang peduli. Iman yang demikian ti-dak patut dilalukan tanpa<br />

komentar. Ia mau berbicara kepada perempuan itu perkataan penghiburan yang baginya<br />

menjadi mata air kesukaan, per-kataan yang dapat menjadi berkat kepada pengikutpengikut-Nya<br />

hingga pada akhir zaman.<br />

Dengan menoleh kepada perempuan itu Yesus mendesak untuk mengetahui siapa yang<br />

menjamah Dia. Karena perempuan itu tak dapat menyembunyikan dirinya, datanglah ia<br />

262

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!