06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Keluaran 20:8; 22:31. Hanya dengan demikian, maka Sabat itu membedakan Israel sebagai<br />

penyembah Allah.<br />

Pada waktu Israel memisahkan diri dari Tuhan, dan telah gagal menja-dikan kebenaran<br />

<strong>Kristus</strong> milik mereka oleh iman, hari Sabat itu telah kehilangan artinya bagi mereka. Setan<br />

berusaha meninggikan dirinya dan menarik manusia jauh dari <strong>Kristus</strong>, dan bekerja<br />

memalsukan Sabat, sebab itu adalah tanda kuasa <strong>Kristus</strong>. Para pemimpin Yahudi<br />

melaksanakan kehendak Setan dengan mengelilingi hari perhentian Tuhan dengan tuntutan<br />

pikulan yang berat. Pada zaman Yesus, hari Sabat telah diputarbalikkan sehingga<br />

pemeliharaannya mencerminkan sifat memen-tingkan diri sendiri dan sekehendak hati dari<br />

tabiat Bapa yang penuh kasih. Rabi-rabi pada hakikatnya mewakili Allah dalam<br />

memberikan hu-kum yang tidak mungkin dituruti oleh manusia. Mereka mengajak bangsa<br />

itu memandang kepada Allah sebagai pribadi yang bengis, dan berpikir bahwa pemeliharaan<br />

Sabat yang dituntut oleh Tuhan, telah menjadikan manusia keras hati dan bengis. Adalah<br />

pekerjaan <strong>Kristus</strong> untuk menjernihkan salah pengertian itu. Sekali pun rabi-rabi mengikut<br />

Dia dengan permusuhan yang kejam, Ia tidak pernah memperlihatkan untuk menyesuaikan<br />

diri dengan tuntutan-tuntutan mereka, tetapi menyatakan dengan jelas yakni memelihara<br />

Sabat menurut hukum Allah.<br />

Pada suatu hari Sabat, sementara Yesus dan murid-murid-Nya kembali dari tempat<br />

perbaktian, mereka melalui ladang gandum yang sudah masak. Yesus meneruskan<br />

pekerjaan-Nya hingga lewat waktu, dan se-mentara melalui ladang itu. murid-murid-Nya<br />

mulai memetik gandum, dan makan butir gandum setelah mengupasnya di tangan mereka.<br />

Pada hari lain perbuatan demikian tidaklah membangkitkan komentar, karena seorang lalu<br />

dari ladang gandum kebun buah-buahan, atau kebun anggur adalah bebas mengambilnya<br />

seberapa banyak ia dapat makan. Lihat U-langan 23:24, 25. Tetapi berbuat demikian pada<br />

hari Sabat adalah per-buatan yang menajiskan. Bukan saja pemetikan gandum disebut<br />

menya-bit, tetapi juga mengupasnya di tangan adalah sebagai pekerjaan mengirik padi, pada<br />

pemandangan rabi-rabi itu adalah pelanggaran rangkap dua.<br />

Mata-mata langsung mengritik kepada Yesus, katanya: “Lihatlah, murid-murid-Mu<br />

berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.”<br />

Pada waktu dituduh melanggar Sabat di Betesda, Yesus melindungi diri-Nya dengan<br />

menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah, dan menun-jukkan bahwa Ia bekerja bersamasama<br />

dengan Bapa. Sekarang karena murid-murid diserang, diminta-Nya para penuduh-Nya<br />

mengambil contoh dari Perjanjian Lama, pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang<br />

bekerja dalam Tuhan pada hari Sabat.<br />

Guru-guru orang Yahudi menyombongkan pengetahuan mereka akan Alkitab, dan<br />

jawaban Juruselamat adalah teguran yang langsung atas ke-bodohan mereka tentang firman<br />

Allah yang suci. “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka<br />

yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti<br />

212

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!