06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

Bab 21 Betesda dan Sanhedrin<br />

DI Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa<br />

Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah<br />

besar orang sakit: orang-orang kusta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang<br />

menantikan goncangan air itu.”<br />

Pada saat-saat tertentu air kolam ini bergoncang, dan menurut kepercayaan umum air itu<br />

bergoncang oleh suatu kuasa gaib, dan siapa yang pertama-tama meloncat ke dalamnya<br />

selagi air kolam itu bergoncang, ia akan disembuhkan dari penyakit apa saja yang<br />

dideritanya. Beratus-ratus penderita mengunjungi tempat itu; tetapi karena begitu banyak<br />

orang yang berebutan bila air itu bergoncang maka orang-orang yang agak lemah sering<br />

terpijak oleh orang-orang yang lebih kuat. Banyak yang tidak dapat menghampiri kolam itu.<br />

Banyak pula yang telah berhasil tiba pada kolam itu tetapi telah meninggal dunia di tepinya.<br />

Banyak tempat berteduh telah dibangun di sekeliling tempat itu, agar orang-orang sakit itu<br />

dapat terlindung dari panas pada siang dan dingin pada malam. Ada pula yang menunggu<br />

sepanjang malam pada serambi-serambi itu, merayap ke tepi kolam itu dari hari ke hari<br />

tetapi sia-sia belaka usaha mereka itu.<br />

Yesus kini berada kembali di Yerusalem. Setelah Ia menyendiri dan minta doa sendirian<br />

Ia datang ke kolam itu. Ia melihat para penderita yang malang sedang memandang dengan<br />

penuh perhatian pada kolam itu karena pada sangka mereka hanya inilah satu-satunya<br />

kesempatan bagi mereka untuk sembuh. Ia rindu menyatakan kuasa-Nya dan menyembuhkan<br />

setiap penderita ini. Tetapi hari itu adalah hari Sabat. Orang ba-nyak sedang menuju<br />

ke Bait Suci untuk berbakti dan Ia mengetahui bahwa penyembuhan semacam itu akan<br />

menimbulkan prasangka orang Yahudi sehingga dapat mengakhiri pekerjaan-Nya dengan<br />

tiba-tiba.<br />

Tetapi Juruselamat melihat seorang yang sangat menderita, Ia adalah seorang yang telah<br />

menjadi lumpuh tiga puluh delapan tahun lamanya. Penyakitnya sebenarnya sebagian besar<br />

disebabkan oleh dosanya sendiri, dan dianggap sebagai hukuman dari Allah. Karena<br />

sendirian dan tidak ada sanak saudara, serta merasa bahwa pintu kasihan Allah telah tertutup<br />

baginya, si penderita itu hidup merana bertahun-tahun lamanya. Pada saat ia mengharap<br />

bahwa air akan bergoncang, mereka yang merasa kasihan atas dirinya yang tidak berdaya itu<br />

menolong mengangkat dia ke serambi kolam itu. Tetapi pada saat air itu bergoncang tidak<br />

seorang pun yang menolong memasukkan dia ke dalam kolam itu. Ia telah melihat air itu<br />

bergoncang, tetapi malang benar, ia tidak dapat beringsut melewati tepi kolam itu. Orangorang<br />

lain yang lebih kuat terjun mendahului dia. Ia tidak dapat berlomba dengan orang<br />

banyak yang bersifat mementingkan diri yang berebutan terjun ke kolam. Usahanya yang<br />

tekun untuk mencapai maksudnya, serta kecemasan dan kekecewaannya yang terusmenerus,<br />

dengan cepat menghabiskan tenaganya yang masih tersisa.<br />

143

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!