06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

mahnya, hamba-hamba keluar untuk mengelu-elukan dia, ingin hendak meringankan<br />

ketegangan yang mereka duga sudah pasti dirasakannya. Ia tidak menunjukkan perasaan<br />

heran mendengar kabar yang mereka bawa itu, tetapi dengan perhatian besar yang tidak<br />

dapat mereka pahami, ia bertanya pukul berapa anak itu mulai sembuh. Mereka menjawab,<br />

“Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.” Tepat pada saat ketika iman bapa itu<br />

berpegang teguh pada jaminan, “Anakmu hidup,” kasih Ilahi menjamah anak yang sudah<br />

hampir mati itu.<br />

Bapa itu pun pergi dengan buru-buru untuk menemui anaknya. Ia memeluk dia ke<br />

dadanya seperti seorang yang dibangkitkan dari antara orang mati, serta mengucap syukur<br />

kepada Allah berkali-kali atas kesembuhan yang ajaib ini. Bangsawan itu rindu hendak<br />

mengenal <strong>Kristus</strong> lebih jauh. Belakangan waktu ia mendengar pengajaran-Nya, ia dan<br />

seluruh keluarganya menjadi murid-murid-Nya. Kesukaran mereka itu telah disucikan<br />

menjadi pertobatan seluruh keluarga itu. Berita tentang mukjizat itu pun tersiarlah; dan<br />

Kapernaum, di mana begitu banyak perbuatan ajaib-Nya yang besar dilakukan, tersedialah<br />

jalan bagi pekerjaan <strong>Kristus</strong> secara pribadi.<br />

la yang memberkati orang bangsawan yang di Kapemaum itu punya kerinduan yang<br />

sama juga hendak memberkati kita. Tetapi seperti halnya dengan bapa yang ditimpa<br />

kemalangan itu, kita sering hendak mencari Yesus karena kerinduan mau mendapat sesuatu<br />

keuntungan duniawi; dan atas dikabulkannya permohonan kita itulah kita menaruh<br />

keyakinan kita pada kasih-Nya. Juruselamat rindu hendak mengaruniakan kepada kita<br />

sesuatu berkat yang lebih besar daripada yang kita pohonkan; dan Ia menunda jawaban<br />

kepada permohonan kita itu supaya Ia dapat menunjukkan kepada kita keburukan hati kita,<br />

dan keperluan kita yang besar akan rahmat-Nya. Ia merindukan supaya kita meninggalkan<br />

sifat mementingkan diri yang menuntun kita untuk mencari Dia. Dengan mengakui keadaan<br />

kita yang tak berdaya dan keperluan kita yang besar, kita harus mempercayakan diri kita<br />

sepenuhnya kepada kasih-Nya.<br />

Bangsawan itu ingin melihat terkabulnya permohonannya itu lebih dahulu kemudian<br />

barulah ia mau percaya; tetapi ia mesti menerima ucapan Yesus, bahwa permohonannya itu<br />

didengar, serta berkat dianugerahkan. Pelajaran ini harus kita ambil juga. Bukannya karena<br />

kita melihat atau merasa bahwa Allah mendengar kita, baru kita mau percaya. Kita harus<br />

percaya pada segala janji-Nya. Apabila kita datang kepada-Nya dalam percaya, tiap<br />

permohonan masuk ke dalam hati Allah. Bila kita memohonkan berkat-Nya, haruslah kita<br />

percaya bahwa kita menerimanya, serta mengucapkan syukur kepada-Nya bahwa kita sudah<br />

menerimanya. Kemudian kita pergi untuk menjalankan segala kewajiban kita, dengan<br />

merasa pasti bahwa berkat itu akan dikaruniakan bila kita sangat memerlukannya. Setelah<br />

kita belajar berbuat demikian, tahulah kita bahwa segala doa kita itu dijawab. Allah akan<br />

berbuat bagi kita “jauh lebih banyak,” “menurut kekayaan kemuliaan-Nya,” dan “Sesuai<br />

dengan ke-kuatan kuasa-Nya.” Ef. 3:20, 16; 1:19.<br />

141

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!