06.04.2023 Views

Gairah Kristus_(indo)

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya; Yesus, yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas, membungkuk di bawah beban dosa dan tunduk pada siksaan supernatural ... Berabad-abad sebelum penyaliban, Di dalam Alkitab tertulis, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku. mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang." Musuh-musuh Yesus melampiaskan kemarahan mereka kepada-Nya sementara Ia tergantung di salip. Para imam, penghulu, dan ahli Taurat bergabung dengan orang banyak mengejek Yesus yang hampir mati. Buku ini membuktikan bahwa Kasih Tuhan itu berharga, abadi dan tak terbatas.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Gairah</strong> <strong>Kristus</strong><br />

bukannya dikelilingi dengan kemuliaan yang kelak akan menyertai Dia, melainkan dengan<br />

kuasa yang sama untuk membaca jiwa. Mata-Nya menatap orang banyak itu, dan<br />

memperhatikan setiap orang. Perawakan-Nya nampaknya lebih tinggi di antara mereka<br />

dengan keagungan yang penuh kuasa dan cahaya Ilahi menerangi wajah-Nya. Ia berbicara,<br />

dan suara-Nya terang dan nyaring itu—yaitu suara yang di atas Gunung Sinai<br />

mengumumkan Taurat yang dilanggar oleh imam-imam dan penghulu-penghulu itu—<br />

terdengar menggema melalui segala kubah Bait Suci itu: “Ambil semuanya ini dari sini,<br />

jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”<br />

Dengan perlahan-lahan turun dari tangga itu, serta mengangkat cambuk tali yang<br />

terkumpul ketika masuk ke dalam ruangan itu, disuruh-Nya orang-orang yang sedang tawar<br />

menawar pergi dari pekarangan Bait Suci itu. Dengan semangat dan kekerasan yang belum<br />

pernah ditunjukkanNya dahulu, dibalikkan-Nya meja orang-orang yang sedang tukar<br />

menukar uang itu. Mata uang berjatuhan, berdering dengan nyaring di atas lantai pualam.<br />

Tidak seorang pun berani menanyai wewenang-Nya. Tidak seorang pun berani berhenti<br />

sejenak untuk mengumpulkan keuntungan mereka yang didapat dengan jalan curang itu.<br />

Yesus tidak menyesah me-reka dengan cambuk itu, tetapi pada tangan-Nya cambuk yang<br />

sederhana itu tampaknya dahsyat seperti sebilah pedang yang berkilau-kilauan Para pegawai<br />

Bait Suci, imam-imam yang berspekulasi, para tengkulak, pedagang dan pedagang ternak<br />

beserta segala domba-domba dan lembukambing mereka, berlarian kucar-kacir dari tempat<br />

itu, dengan satusatunya pikiran hendak melepaskan diri dari hukuman hadirat-Nya.<br />

Panik meliputi orang banyak itu, yang merasakan kehebatan Keilahian-Nya itu. Jeritanjeritan<br />

takut keluar dari ratusan bibir yang pucat. Bahkan murid-murid-Nya pun gemetar.<br />

Mereka gentar oleh perkataan dan sikap Yesus itu, yang lain sekali dari kelakuan-Nya yang<br />

biasa. Teringatlah mereka bahwa ada tertulis tentang Dia, “cinta untuk rumah-Mu<br />

menghanguskan aku.” Mzm. 69:10. Tidak lama kemudian khalayak ramai yang gaduh itu<br />

dengan barang-barang dagangan mereka pun sudah berpindah jauh dari bait suci Tuhan.<br />

Halaman itu pun sudah kosong dari perdagangan yang najis, lalu ketenangan dan<br />

kehikmatan menggantikan kekacauan itu. Hadirat Tuhan, yang dahulu kala menguduskan<br />

gunung itu, sekarang telah menyucikan Bait Suci yang dipelihara untuk kehor-matan nama-<br />

Nya.<br />

Dalam membersihkan Bait Suci itu, Yesus mengumumkan tugas-Nya sebagai Mesias,<br />

serta memulai pekerjaan-Nya. Bait Suci itu, yang dibangun untuk tempat kediaman hadirat<br />

Ilahi, dimaksudkan untuk menjadi pelajaran yang nyata bagi bangsa Israel dan dunia ini.<br />

Sejak zaman yang kekal adalah maksud Allah agar setiap makhluk yang diciptakan mulai<br />

dari serafim yang gilang-gemilang dan suci sampai kepada manusia, harus menjadi bait suci<br />

untuk tempat tinggal Khalik. Karena dosa, manusia tiada lagi menjadi bait suci Allah.<br />

Karena digelapkan dan dinajiskan oleh kejahatan, hati manusia tiada lagi menyatakan<br />

kemuliaan Ilahi. Akan tetapi oleh penjelmaan Anak Allah, maksud surga pun terlaksana.<br />

Allah bersemayam di dalam manusia, dan oleh rahmat yang menyelamatkan, hati manusia<br />

110

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!