16.02.2022 Views

Executive Summary

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2021

Executive Summary

Analisis Pelaksanaan

Kebijakan Daya

Saing Investasi di

ASEAN

Badan Pengusahaan Batam

bekerja sama dengan PT. Laju Nusantara Indonesia


Kawasan Ekonomi

Benchmarking

KPBPB Batam

(Indonesia)

Phnom Penh SEZ

(Cambodia)

Iskandar Dev. Region

(Malaysia)

Thilawa SEZ

(Myanmar)

Tak SEZ

(Thailand)

Faktor Kunci Kewilayahan

North Key

Economic Zone

(Vietnam)

Kandla SEZ

(India)

1. KPBPB Batam, proximity dengan Singapura,

dekat dengan jalur pelayaran internasional

di Selat Malaka, memiliki kawasan industri

plug and play sebagai titik investasi,

investasi padat modal dan spesialisasi

produk berbasis ekspor

2. Iskandar Malaysia, proximity dengan

Singapura melalui darat, klasterisasi

kawasan ekonomi dengan sektor utama

industri dan jasa

3. NKEZ, proximity dengan China, terhubung

dengan konektivitas Greater Mekong

Subregion, lokasi terbaik untuk menarik

investasi asing dari kebijakan China Plus

One, investasi padat karya

4. Phnom Penh SEZ, berlokasi di Ibukota

Negara dan terhubung dengan konektivitas

Great Mekong Subregion, investasi padat

karya

5. Thilawa SEZ, terhubung dengan

konektivitas Greater Mekong Subregion,

Klasterisasi kawasan ekonomi, investasi

padat karya

6. Tak SEZ, terhubung dengan konektivitas

Greater Mekong Subregion,

Pengembangan kawasan ekonomi di area

bordergate untuk mendorong kontribusi

sektor perdagangan dengan negara

tetangga, investasi padat modal dan padat

karya

7. Kandla SEZ, memiliki potensi luas wilayah

dan jumlah penduduk dalam satu negara

1,4 miliar jiwa

Pendekatan Analisis Daya

Saing Investasi

Model Ekonometrika

(untuk menganalisis faktor daya tarik investasi)

Daya tarik investasi dipengaruhi oleh:

1. Ukuran pasar

5. Produktivitas

2. Suku bunga pinjaman 6. Upah

3. Infrastruktur

7. Keterbukaan

4. Aksesibilitas keuangan

Model Global Trade Analysis Project

(untuk menganalisis dampak kebijakan)

Menggunakan simulasi Kerjasama RCEP. Hasil

analisis menunjukkan bahwa India akan

memberikan dampak positif bagi Indonesia

dari segi PDB, ekspor impor, konsumsi rumah

tangga dan investasi serta kesejahteraan jika

bergabung dalam RCEP.

Model Porter Matrik

(untuk menganalisis daya saing investasi

berdasarkan 4 indikator: enabling environment,

sumber daya manusia, faktor pasar dan ekosistem

inovasi )

Batam secara umum masih kurang kompetitif

terutama pada ekosistem inovasi

Model 12 Pilar Daya Saing

(untuk menganalisis daya saing investasi

berdasarkan 12 Pilar)

Berdasarkan pendekatan Model Porter Matrik dan

12 Pilar Daya Saing, dirumuskan kelemahan dan

keunggulan KPBPB Batam dibandingkan kawasan

ekonomi lainnya.

Keunggulan

1. Pilar Infrastruktur

Unggul dalam hal kapasitas listrik dan tarif dasar

infrastruktur listrik, air bersih dan gas yang

masih kompetitif dengan kawasan lain. Perlu

peningkatan kapasitas dan pelayanan pada

pelabuhan, bandara, air bersih serta daya saing

harga avtur

2. Pilar Stabilitas Makroekonomi

Tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, FDI inflow

cenderung stabil. Walaupun dalam hal PDB per

kapita masih jauh di bawah Malaysia.

3. Pilar Pembangunan Manusia

Secara umum tingkat Pendidikan, Kesehatan

dan daya beli di Batam relatif tinggi

dibandingkan kawasan ekonomi sejenis lainnya.

4. Pilar Ketenagakerjaan

Relatif unggul jika dilihat dari apsek pasar

tenaga kerja.

Kelemahan

1. Pilar Institusi

Kurang kompetitif karena potensi

bercampurnya peran pengelolaan KPBPB Batam

antara K/L, Dewan Kawasan, Badan

Pengusahaan Batam, Pemerintah Daerah Kota

Batam dan BKPM. Pendelegasian kewenangan

perizinan di Batam terkendala dengan adanya

perizinan-perizinan teknis yang masih berada di

K/L terkait.

2. Pilar Akses Keuangan

Dari aspek gap credit, kapitalisasi market dan

NPL masih kurang kompetitif dibandingkan

dengan kawasan-kawasan pesaingnya.

3. Pilar Perdagangan

Batam sebagai kawasan bebas telah mengurangi

hambatan tarif. Namun hambatan non tarif

masih cukup tinggi seperti persetujuan impor,

kuota masuk untuk barang konsumsi, larangan

dan pembatasan, serta TKDN. Strategi politik

Great Mekong Subregion telah membentuk pasar

tunggal 300 juta jiwa dengan melibatkan 6

negara.

4. Pilar Ketenagakerjaan

KPBPB Batam masih kurang unggul dilihat dari

aspek upah tenaga kerja, jam kerja dan

produktivitas tenaga kerja.

5. Pilar Dinamika Bisnis

KPBPB Batam masih kurang kompetitif dari segi

biaya mengawali usaha, waktu mengawali

usaha, dan skor memulai usaha serta izin

mendirikan bangunan dan pendaftaran

properti.

6. Pilar Penguasaan Teknologi dan Sistem Inovasi

KPBPB Batam kurang kompetitif dalam pilar ini

karena transfer teknologi yang dibawa oleh

investor belum dapat direspon oleh kapasitas

SDM yang ada. Ekspatriat umumnya

didatangkan dari luar negeri atau Pulau Jawa.

Fiskal dan Non Fiskal

Secara umum, terdapat berbagai fasilitas fiskal

dan non fiskal bagi KPBPB Batam yang dapat

menopang percepatan dan peningkatan daya

saing investasi. Hanya saja efektivitasnya masih

belum optimal terutama prosedur administratif

untuk memperoleh fasilitas tax holiday dan tax

allowance

Rekomendasi Kebijakan

1. Penguatan otoritas Batam berkaitan dengan

kewenangan perizinan berusaha sesuai PP No.

41 Tahun 2021

2. Perlu segera mensinergikan potensi industri di

Kawasan BBK berbasis pada forward linkage

dan backward linkage.

3. Perlu upaya pembentukan hub Kerjasama baru

(Malaka Plus Agreement) antara BBK,

Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, India

dan Timur Tengah untuk menghadapi Great

Mekong Subregion.

4. KPBPB Batam yang didalamnya terdapat KEK

dan Kawasan Industri perlu menjadi special

economic and investment zone

5. Perlu dilakukan sinkronisasi perizinan berusaha

PP No. 41 Tahun 2021 dengan PP No. 5 Tahun

2021.

6. Perlu dilakukan link and match antara

Pendidikan vokasi dengan DUDI untuk

meningkatkan ekosistem inovasi dan

penguasaan teknologi.

7. Perlu peningkatan kapasitas dan pelayanan

infrastruktur terutama pelabuhan, bandara, air

bersih.

8. Perlu peningkatan efisiensi waktu dan biaya

memulai usaha

9. Perlu meningkatkan kemudahan prosedur dan

administari terkait insentif fiskal dan non fiskal

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!