Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

bahwa hal itu(salwa artinya burung puyuh) merupakan ijma adalah tidak
benar. Sebab Al Mu'arrij, salah seorang pakar dalam bidang batrasa dan
tafsir, pernah berkata: 'Salwa adalah madu.'Al Mu'arrij berargumentasi
dengan bait syair yang diucapkan oleh Al Hadzali. Al Mu'arrtj juga
menyebutkan bahwa dalam dialek Kinanah, s alw a memang berarti madu.
Dinarnakan demikian karena ia dapat dijadikan pangan untuk menghibur diri.
Adalah semakna dengan ini mataar sulwad28. Al Mu'arrij bersenandung,
Kalau pun aku meminum (air dari) mata air sulwaan, maka aku tidak
akan terhibur,
(sebab) alat senantiasa membutuhkanmu, meskipun sebenarnya aku
tidak membutuhkan.a2e
Al Jauharirr0 berkata, 'Salwa adalah madu.' Al Jauhari pun
menyebutkan bait yang diucapkan oleh Al Hadzali:
... adalah lebih nikmat (manis) daripada salwa (madu) ketika kami
meminumnya.'
NamunAl Jauhari tidakmenyebutkan (balwaAl Fladzali) keliru Adapun
makna Sulwaanah --{engan dhamah huruf sin- adalah bibir sumur.
Sebagian orangArab berkata.' Sulwaan adalatr obat yang diminum oleh orang
yang sedang bersedih agar dia terhibur. Para ahli pengobatan menamainya
mufarrih (sesuatu yang dapat membuat senang). Dikatakan, "Salitu dan
salautu dengan dua dialek. Huwafii sulwah min al aisy (dradalam keadaan
a28
Mata Air Sulwan adalah mata air yang terpancar di Baitul Maqdis yang sering dicari
keberkahannya dan dijadikan sebagai penawar penyakit. Ibnu Al Bina Al Basyari berkata,
"sulwaan adalah sebuah tempat yang berada di pinggir Baitul Maqdis, dimana di
bawahnya terdapat mata air yang tawar, yang digunakan untuk menyirami kebun. Mata
air ini diwaqaftan oleh Utsman kepada kaum dhu'afa Baitul Maqdis. Mata air ini terletak
di bawah sumur Ayyub.
a2eIni adalah sajak yang dinisbatkan oleh Al Jauhari dalam Ash-Shahah danlbnu
Manzhur dalam Al-Lisan (entri:. salaa) kepada Ru'bah. Sebelum bait tersebut adalah
bait:
Muslim, qku tidak akon melupakanmu, selama aku masih hidup.
a3oLihat Ash-Shahah 6/2381 .
Tafsir Al Qurthubi