Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

. . Ketuj uh belast Berimam kepada semua imam yang bdigh, muslim,
merdeka lagi istiqamah, adalatr suatu hal yang diperbolehkan dan tidak ada
silang pendapat dalam hal ini, jika sang imam mengetahui batasan-batasan
shalal dan dia pun tidak melalnrkan salatr-baca yang dapat merubatr makn4
seperti meng-kasrah-kan huruf troaf pada ii J,LIJ "Hanya lcepoda
Englraulah kami menyembah. " dar/atau men-dhamaft-kan huruf ta' pada
j:J;.i (.... engkau berilun nibnat)."
Namun di antarapara ulama adayang mensyaratkan sang imam hanrs
dapat membedakan antara huruf tha'(-b) dan hwaf dhad (.p). Jika sang
imam tidak dapat membedakan antara kedua huruftersebut maka dia tidak
satr menjadi imam. Sebab pengertian dari kedua huruftersebut berbeda
Akan tetapi di antara mereka pun ada yang memberikan keringanan
dalam hal itqjika sang imam tidak pandai membacaAl Qur'aru dan (kalatrpun
dia digantikan) makayang menjadi imam adalatr orang seperti dirinya.
Tidak sah berimam kepada wanita orang yang memiliki kelamin ganda
(lrhuntsa),kafir, orang gila, atau orang yang ummi (tidakdapat baca-tulis).
Thk seorang pun dari mereka yang telatr disebuitkan itu
-walau
dalam kondisi
yang bagaimana pun-bertrak menjadi imam menurutmayoritas ulama. Hal
ini sebagaimana yang akan drjelaskan nanti, kecuali orang yang ummi, jika
diamenjadi imam bagi orang seperti dirinya.
Ulama kami berkata, "Trdak sah kepemimpinan shalat orang yangwnmi
lagi tidak pandai membacaAl Qur'an, jika ada orang yang fasih (membacaAl
Qur' an), baik kepemimpinan shalat bagi orang-orang yang juga ummi maupwr
bagi yang lainnya." Seperti itulah pendapat yang dikemukakan oleh imam
Asy-Syaf i. Jika imam yargummiitu menjadi imam bagi orang-orang yang
jtqaummi *pen dirinya maka menurut pendapat kami shalat mereka (imam
dan makrnum) adahh satr Demikian pula mentlut pendapat imarlAsy-Syaf i.
NamunAbu Hanifah berkata, "Apabila seoftulg ummi menjadi imam
bagi kaum yang fasih membaca Al Qur' an dan j uga bagi oftmg-oftmg yang
ummi, makashalat mereka semua rusak."Akan tetapi pendapatAbu Hanifah
fsrr"L At B"qar"l.r l