Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

kepada mereka (imbalan) dan janganlah kalian menyewa mereka,
yang menyebobkan kalian akan mengeluarkan mereka. Sebab
jiko seorang pengajar berkata kepada seorang anak,
' Katalranlah : bismillahinahmanirahiim (dengan menyebut nama Allah
yang maha Pemurah lagi Penyayang), lalu anak itu berkata,
bismillahiruahmaanirrahiim (dengan menyebut nama Allah yong
Maha Pemurah lagi Penyayang), maka Allah mewajibkan pembebasan
untuk si anak, pembebasan untuk si pengajar, dan pembebasan untuk
kedua orang tuanya dari api neraka."
Ketiga: Para ulama berbeda pendapat tentang hukum orang yang shalat
denganimbalan.
Asyhab meriwayatkan dari Malik bahwa dia pemah ditanya tentang
(hukum) shalat di belakang orang yang digaji untuk mengimami orang-orang
pada bulan Ramadhan. Imam Malik menjawab, *Aku harap itu tidak masalah.
Padahal itu lebih makrutr lagi dalam shalat fardhu."
Asy-Syaf i dan para satrabatnya, jugaAbu Tsaur, berkata, "Hal itu
(mengambil upatr shala$ tidak masalall juga shalat di belakangnya"
Al Auza' i berkata, "Shalatnya tidak sah."
Abu Hanifatr dan para satrabatry4 sebagaimana yang telah dijelaskan
di atas, memakruhkan hal itu.
Ibnu Al Qasim memaknrtrkan mengambil upah dari mengaj arkan sya' ir
dan Nahwu. Namun Ibnu Habib berkata, "Tidak masalah mengambil upatr
dari mengajarkan syair, risalah, dan sejaratr bangsaArab. Namun makruh
(mengambil upah dari mengajarkan) syair yang berisi khamer, unsur kekejian
dan makian."Abul HasanAl-Lakhmi berkata "Berdasar kepada ucapannya
itu, maka suatu hal yang wajib untuk membolehkan sewa-menyewa kitab
syair, juga menjualnya Adapun menyanyikan dan menyenandungkanny4 maka
hal itu walau bagaimanapun adalatr terlarang."
Keempat: Ad-Darimi28? Abu Muhammad meriwayatkan
287Lihat Sunan Ad-Darimi l/155.
I
Surah Al Baqarahl