Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

yang lamu sul(ai. " Qira' ah jwrhxulama adalah ragfiadan -Aaganfathah
hwuf ghain-, sementara An-Nakha'i dan Ibnu Watstsab membacanya
dengan sulam (raghdan). Ar-r aghd adalah penghidupan yang melimpah lagr
senang, yang tidak ada kepayahannya di dalamnya. PenyaiPe berkata
Manakala engkau melihat seseorang bahagia,
malra aneka peristiwa menjadi tentram di dalam penghidupan yang
melimpah.
Dikatakan, raghuda 'oisyuhum wa raghina wa arghada al Qaum.
Yakni, karunia untuk mereka melimpah dan mereka menjadi berada dalam
penghidupan yang senang.
l.rfazh raghadon dinashabkan karena menj adi hal dmr mashdor yang
dibuang. Haitsu, haitsa, haitsi, hautsa, hautsi, dan haats, ifu semua
merupakan bentuk-bentuk dialek. Demikianlah yang disebutkan oleh Ibnu
An-Nuhas dan yang lainnya.
Ketujuh:FirmanAll anjalLi a2y E* $': "Danjanganlah
lramu dekati pohon ini. " Yakni, janganlah kalian mendekatinya untuk
memakan (buatr)nya. Sebab hanya mendekatinya merupakan suatu hal yang
dibolehkan.
IbnuAlArabi2ao berkata, "Aku mendengarAsy-Syasyi berkatadi majlis
Nadhr bin Syumail, 'Jika dikatakan: "Laa taqrab -Aengatfathaft huruf
vq'-, " maka artinya adalah: janganlatr engkau berbuat. Tapi jika dengan
dhamahhrnf ra' (laa taqrub), maka maknanya adalatr: janganlah engkau
mendekatinya"
23e
Dia adalah Imri'il Qasi, sebagaimana yang tertera dalant Tofsir lbnu Athiah, l21l,
Tofsir Ath-Thabari, Al Bahr Al Muhith, dan Tofsir Al Mowardi l/105.
2a0Ibnu Hayyan mengomentari riwayat ini dengan menyatakan bahwa dalam riwayat
ini telah terjadi percampuran. Pasalnya antara Asy-Syasyi dan Nadhr bin Syumail itu
terpisah oleh interval waktu yang sangat jauh. Kecuali jika memang ada sebuah majlis
yang dinamakan majlis Nadhr bin Syumail. Jika ini yang terjadi, maka dalam riwayat ini
tidak ada percampuran. Tapi jika di sana tidak ada majlis yang menggunakan namanya,
maka riwayat ini tidak sah. Sebab antaraAsy-Syasyi dan Nadhr itu terpisah jarak waktu
ratusan tahun. Lihat kitab Al Bahr Al Muhith l/158.
Tafsir A[ Qurthubi