Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

dikembalikan keeada pemiliknya kaika kamu zudah mati.
lAfazh Al Umraa (iamrntuk menempati) adalah seperti lafazh as-sulma
(izin urtuk mendiami). Hanya saj 4 silang pendapat mengenai lafazh As-sulmaa
ini lebihhebatdaripadasilangpendapatunhrk lafazhAs-sulotoa. Pembatrasan
tentang lafazhAl Umraa akan dikemukakan nanti pada surah Hud, insya
Allah.
Al Harbi berkata: Aku mendengar Ibnu Al Arabi berkata 'Orang-orang
Arab tidak berbeda pendapat bahwa hal-hal ini tetap merupakan milik
pemiliknya namun manfaatnya diberikan kepada orang yang diberikan (hak)
umraa, ruqba, ,fqaar ikbaal, minhah, aribah, sukna, dan ithraaq.'
Pemyataanini argumentasiimamMalikdanparasalrabatryayang
batrw4 tidak ada sesuatu pun dari berbagai jenis pemberian yang
dapa dimiliki kecuali hanya manfaatrya (saja), dan bukan bendanlra Pendapat
ini pun merupakan pendapatAl-Laits bin Sa'd, Qasim bin Muhammad, dan
YazidbinQusaith."
Umraa adalah, engkau menempatkan seseoftrng di rumahmu untuk
jangka waktu selama hidupmu atau selama hidupnya.
Contoh ruqbaa adalah seseorang berkata, "Jika engkau meninggal
sebelum aku, maka rumah itu kembali kepadaku. Tapi jika aku meninggal
sebelum kamu, maka rumatr itu menjadi milikmu." Kata ruqbaaimdiambil
dari kata al muraaqabah. Al muraaqabah adalah, masing-masing pihak
mengawasi pihak yang lainnya- Oleh karena itulahAhlul Ilmi berbeda pendapat
tentang boleh atau tidaknya ruqbaa ini. Abu Yusuf dan Asy-Syaf i
membolehkannya. Sebab menurut mereka, hal itu tidak ubahnya wasiat.
Sementara imam Malik dan orang-orang Kufatr melarangnya. Sebab masingmasing
pihak akan mendapat imbalan yang tidak diketahui apakah akan
diperoleh atau tidak. Selain itu, masing-masing pihak akan mengharapkan
kematian satrabatrya.
Dalam bab ini pun terdapat dua hadits yang membolehkan dan
melarang hal ini. Kedua hadits tersebut dicantumkan oleh Ibnu Majah
@l
Surah Al Baqarah