Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

Selain itu pengangkatan imam sama seperti akad. Maka tentu tidak
membutuhkan kepada beberapa kali akad, sebagaimana akad-akad lainnya
Imam Abul Ma'ali berkata "Barangsiapa yang diangkat sebagai pemimpin
dengan satu kali akad (pengangkatan) maka satr dan tidak boleh diturunkan
dari jabatan itu tanpa ada sebab dan perubatran perkara." Diaberkata lagi,
"Ini telatr disepakati."
Kesembilan: Jika ada orang yang pantas menjadi pemimpin menang
perang dan menganrbil jabatan kepemimpinan secara paksa maka ada yang
mengatakan batrwa itu adalatr cara keempat seorang imam menjadi imam.
Sahl bin Abdullah At-Tustari pernah ditanya "Apa kewaj iban kami
terhadap orang yang menakhrk*an negeri kami serrentra dia seorang imam?"
Sahl bin Abdullatr menjawab, "Kamu hanrs memperkenankannya dan
menunaikanhal yangdimintarya Iknujugatidakboletrrnelaggarperintanrya
dan membelot terhadapnya Jika dia mempercayaimu dengan suatu rahasia
dari perkara agama maka j anganlah kamu menyebarkannya"
Ibnu Khawaizimandad berkata, "Seandainya ada orang yang memang
pantas menj abat sebagai pemimpin mengarnbil paksaj abatan pimpinan tanpa
musyawarah dan pilihan masyarakat, lalu orangorang membaiatnya maka
baiat itu sah dan sempunra Wallaahu a'lam."
Kesepuluh: Para ulama berbeda pendapat tentang penyaksian atas
akad pengangkatan pemimpin. Sebagian sahabat kami berkata,
"Sesungguhnya akad ini tidak membututrkan penyaksiarl sebab penya}sian
tidak sah kecuali dengan as-sam'u (khabar) yang pasti, sementara di sini
tidak ada as - s am' u Q<habar) yang pasti."
Adajuga yang mengatakan bahwa akad ini membututrkan saksi. Siapa
yang mengatakan seperti ini maka dia berdalih dengan logika berikut;
Seandainya tidak ada penyaksian pada akad ini, tentu semua orang akan
mengaku telah membaiat secara sembunyi-sembunyi. Ini jelas akan
menimbulkan fitrah dan kekacauan. Dengan demikian penyaksian adalah
perkarayang penting.
Lt{l,l1l gvigvli l