Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

orang yang diberi kabar gembira. Tabaasyiir asy-syai'i: awal sesuatu. I 36
Kedua: Para ulama sepakat batrwa apabila seorang mukallafberkata
"Siapapun dari budak-budakku yang memberikan kabar gembira kepadaku
maka dia merdeka." Lalu ada seorang atau lebih dari budak-budaknya
memberikan kabar gembira kepadanya maka budak yang pertama
memberikan kabar gembira adalatr yang merdeka, tidak yang kedua.
Namun para ulama itu berbeda pendapat apabila seorang mukallaf
tersebut berkata "Siapa saja yang mengabarkan kepadaku suatu kabar maka
dia merdeka," apakah yang mengabarkan kedua sama dengan orang yang
mengabarkan pertama? Para satrabat Asy-Syaf i berkata, "Benar, sebab
masing-masing dari mereka disebut pemberi kabar." Sementara para ulama
kita berkata "Tidak, sebab yang dimaksudkan oleh orang mukallaftersebut
adalah kabar gembira. Dengan demikian maka yang merdeka adalatr yang
pertama. Ini sudah dimaklumi secara umum, oleh karena itu maka perkataan
harus dianikan seperti apayang sudatr dimaklumi."
Di sisi lain, Muhammad bin Hasan membedakan antara perkataannya:
mengabarkan kepadakn (akhbaranii) dan menceritakan kepadaku
(haddatsanii). Dia berkata, "Apabila seseorang berkata, 'Siapa saja dari
budakku yang mengabarkan kepadaku maka dia merdeka' seandainya selurutr
budak mengabarkan kepadanya maka mereka semua merdeka. Jika yang
dia maksudkan -+aat mengucapkan sumpatr itu.- berita yang di
langsung kepadanya maka tidak ada seorangpun dari budak-budak itu yang
merdeka kectrali yang menyampaikan berita secara langsung. Namun apabila
seseorang itu berkat4' Siapa saj a dari budakku yang menceritakan kepadaku,'
maka ini jelas maksudnya adalah berita yang disampaikan secara langsung."
Ketiga: Firman Allah SWT, ,?;4$i ilt;S (dan berbuat baik)
menrpakan bantahan terhadap orang-oftulg yang mengatakan bahwa cukuplah
dengan keimanarq tanpa hanrs melalarkan ketaatan. Sebab, seandainya sepeni
136
As h- S hahh a h, 2 I 590, 59 l, dan A I - Lisan, materi b asy ar a.
t-g