Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

"Shalatlah lcalian seperti kalian melihatlu shalat."
Pendapat keduo: Duduk terakhir, tasyahhud pada duduk tersebut
dan salam adalatr tidak wajib. Selunrhnya adalatr sunatr. Ini adalatr pendapat
sebagian ulama Bashratr. Ini juga merupakan pendapat yang dipegang oleh
Ibrahim bin Ulaiyatr. Bahkan dia menegaskan dengan qiyas duduk terakhir
pada duduk pertama. Karena itu, dia menyalahi jumhur ulama dan hanya dia
yang berpendapat demikian. Namur dia berpendapat batrwa hanrs mengulang
bagi orang yang meninggalkan salatr satu dari semua itu.
Di antara dalil mereka yang brpendapat dengan pendapat kedua ini
adalah haditsAbdullah binAmru binAsh RA, dari Nabi SAW, "Apabila
imam mengangkat kepalanya dari sujud kcdua -pada rakaat terakhirdalam
shalatnya lremudian dia berhadats maka shalatnya sempurna."
Namtrn hadits ini tidak shahih,menurutAbu Umar. IGmi telah menjelaskan
hal ini dalam kitab Al Muqtabis. fafaztr hadits ini juga hanya menggugurkan
salam, bukan dldu/r. t asyahhud aY,hir.
Pendapat ketiga: Sesungguhnya duduk terakhir sekadar membaca
tasyahhud adalatr wajib. Sedangkan tasyahhud dan salam sendiri bukan
wajib. Ini dikatakan olehAbu Hanifatr, para sahabatnya dan sekelompok
ulamaKufatr.
Mereka yang memegang pendapat ketiga ini berdalih dengan hadits
Ibnul Mubarak dari Al lfriqi AMurrahrnan bin Ziyad. Namur hadits ini lemah.
Dalam hadits ini disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Apabila salah
s e or ang dar i kalian duduk di akhir s hal atnya I alu dia b erhadat s s ebelum
mengucap salam mala shalatnya sempurna."
Ibnu Al Arabi berkata, "Terkait masalah ini, sebagian ulama kita
menemukan dua pemyataan yang sama-sama lematr . Pertama,Abdul Malik
bin AMul Malik meriwayatkan bahwa barangsiapa yang salam setelatr dua
rakaat tanpa sadar, lalu dia tatru bahwa dia salam setelatr empat rakaat maka
shalatnya sah. Sebenarnya ini adalah madzhab ahli Iraq. Kedua,termaktub
dalam kitab-kitab kuno bahwa apabila imam berhadats setelah tasyahhud
f 1x,-l
Surah Al Baqarah