Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

Dari sisi makna, apabila berlari maka nafas akan tidak beraturan. Hal
ini tentu akan mengganggu saat masuk dalam shalat, saat membaca bacaan
dalam shalat dan dapat mengganggu kekhusyu'an.
Sementara sekelompok ulama salaf, di antaranya Ibnu Umar dan Ibnu
Mas'ud berteda dengan pendapat di atas. Mereka berpendapat bahwa apabila
dikhawatirkan ada rakaat yang akan terlewatkan maka harus bersegera. Ishaq
berkata, "Harus bersegera apabila dikhawatirkan tertinggal satu rakaat."
Pendapat seperti ini juga diriwayatkan dari Malik. Malikjugaberkata "Tidak
mengapa bagi orang yang berada di atas kuda untuk menggerakkan kudanya
agarberlari cepat."
Karena adanya pernyataan seperti ini, maka sebagian ulama
berpendapat adanya perbedaan antara orang yang berjalan dan orang yang
berkendaraan, sebab orang yang berkendaraan terkadang nafasnya masih
beraturan, berbeda dengan nafas orang yang berjalan, saat dia mempercepat
jalannya
Saya (Al Qurthubi) katakan, "Melaksanakan sunnah Rasulullah SAW
dalam segala hal adalah lebih utama. Oleh karena itu dianjurkan berjalan,
sebagaimana dalam hadits, dengan tenang dan tidak terburu-buru. Sebab,
orang yang berjalan menuju tempat shalat itu sama dengan berada dalam
shalat, seperti yang Rasulullah SAW kabarkan. Sebagaimana orang yang
masuk dalam shalat harus dalam keadaan tenang, maka begitu juga orang
yang berjalan menuju tempat shalat.
Di antara dalil yang menyatakan kebenaran pendapat ini adalah Surmatl
yang telah kami sebutkan, dan riwayat yang disampaikan olehAd-Darimi
dalam musnadny4 dia berkata 'Muhammad bin Yusuf menceritakan kepada
kami, dia berkata 'Suffan menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin
Ajlan, dari Al Maqburi, dari Ka'ab bin Ujrah, dia berkata, 'Rasulullah SAW
bersabda,
..a'..- . a."-atzg, t'.' o.?. :.. o.,1 . lc,.'
afuG J:V'07w1;. .SH )tt rJ"Jt -J!
oi;i oV; t>1.
Ll,,-ll
Surah A[ Baqarah