Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

kan berbagai harakat. Ini merupakan dialek orangArab. Dialek ini disebutkan
olehAl Mahdawi danyang lainnya.
Kelima belas: Para ulama berbeda pendapat tentang bacaan manakah
yang lebih muballaghah (lugas dan tepat), apakah malik(Raja) ataumaaliki
(P enguas a/Pemilik) ? Kedua bacaan26 ini diriwaya&an dari Nabi SAW, Abu
Bakar, dan Umar. Kedua bacaan itu pun disebu&an olehAt-Tirmidzi.
Menurut satu pendapat, maliki (Raja) lebih umum dan lebih
muballaghah daripad a maaliki (P enguasa/P emilik) . Sebab setiap mal i k
adalah maalik,tapi tidak setiap maalikadalahmalik Selain itu, juga karena
perintah malik ituberlaku pula untuk maalik dalamkerajaannya, sehingga
tidak ada seorang pun yang dapat berhak benindak kecuali atas perintah
malik (Raja). Demikianlatr yang dikatakan oleh Abu Ubaidah Al Mubarad.
Mennnrt pendapat yanglan, rrualiklebih muballaghah (ugas dan tepaQ.
Sebab maal ik adalah Penguasa manusia dan yang lainnya, sehingga mal i k
lebih besar dan lebih luas tindakannya. Sebab kepadanya S€lnur &twan-aturan
agama dikembalikan. l€bih dari itu, pada lafazh Maalikpwterdapat ambatnn
kepemilikan.
AbuAli berkata, "Abu Bakar binAs-Saraj mengisahkan dari sebagian
orang yang memilih bacaan malik (tanpa huruf alif), bahwaAllah SWT
menyifati Dzat-Nya sebagai maalik (penguasa) segala sesuatu dengan
firman-Nya : ,an*iil
' Tuhan alam semesta.' Oleh karena itu, tidak
ii
ada manfaat yang terkandung pada bacaan orang-orang yang membaca
dengan maaht, sebab ini merupakan pengulangan."
Abu Ali berkata lagi, "Pendapat ini (maalik) tidak mempunyai
argumentasi. Sebab di dalamAl Qur'an pun terdapat contoh untuk (susunan)
bentuk (kalimat seperti yang terjadi pada surah Al Faatihah) ini, yaitu
26Ashim dan Al Kisa'i membaca dengan Maaliki yaum ad-diin -dengan
tambahan
alif pada lafazh Malik sehingga menjadi maaliki. Sedangkan yang lainnya membacanya
dengan maliki. Kedua bacaan ini termasuk qiro'ah sab'ah yang mutawotir. Lihal As-
Sab'ah karya Ibnu Mujahid, halaman 140.