Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

menyangkut ketetapan (ud ib menrbca) strah Al Faatihah pada setiap rakaat
Hal ini berseberangan dengan kelompok png tidak sependapat dalam masalah
tersebut. Namun demikian, huliah itu terkandung di dalam sunnatr, bukan
pada sesuatu selairurya
Kelima belas: Mayoritas ulama berpendapat bahwa bacaan setelah
Al Faatihah itu tidak wajib. Hal ini berdasarkan kepada hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim dariAbu Hurairalu dia berkata *Pada setiap shalat
itu terdapat bacaan. Apa yang beliau perdengarkan k€pada kami, maka kami
pun memperdengarkan(nya) kepada kalian- Dan apa yang beliau samarkan
dari kami, maka kami menyamarkan(nya) dari kalian- Siapa yang membaca
Ummul Qur' aru maka sesungguttUra stra(nya) telah oilcp bagi diriryra" Siapa
yang melebitrkan (bacaannf), maka itu adalah tebih baik (bagi dirinya)."
Dalam Shahih Al Buldtui dinyatakan,'Tika bacaan itu melebihi (surah
Al Faatihah), maka itu adalah lebih baik.."
Namun demikiarU banyak ulama ),ang €nggill nt€ninggalkan smh baik
dalam keadaan darurat ataupun tidak. Di antara mereka adalah Imran bin
Hushain, Abu Sa'idAl Khudri, Khawat bin Jubair, Mujahi4Abu Wa'il, Ibnu
Umar, Ibnu Abbas, dan yang lainnya. Mereka berkata "Tidak ada shalat
(yang sah) bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab dan sesuatu dari
Al Qur'an bersama dengan Al Faatihatr." Di antara mereka ada yang
membatasi sesuatu itu dengan dua ayat, di antara mereka ada yang
membatasinya dengan satu ayat, dan di antara mereka pun ada yang tidak
membatasinya."
Mereka berkata'sesudrdaiAl Qrn'an bersanadenganAl Faatihah."
Hal ini berarti, walau bagaimanapr:n wajib mengeahui sesuatu yang mudah
dari Al Qur'aru di samping suratrAl Faatihah. Hal ini berdasarkan kepada
hadits Ubadatr, Abu Sa'idAl Khudri, dan yang lainnya Sementara dalam
lr,ttab A I Mudm, anah dny atakarr: Waki' meriwayarkan dari Al A masy, dari
Khaitsamatu dia berkata "Orang yang mendengar dari Umar bin Khaththab
menceritakan kepadakra dia (Umar) berkata 'Tidak sah shalat seseorang
Tafsir At Qurthubi
I i11-l