Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

bacaannya.' Ubadatr menjawab, 'Elenar. Rasulullah pemah shalat mengimami
kami pada sebagian shalat yang bacaannya dikeraskan, sehingga bacaan beliau
menjadi kacau. Ketika beliau selesai mengucapkan salam, beliau
menghadapkan wajahnya kepada kami, lalu beliau bersaMa " Apol<nh kolian
membaca (Al Qur'an) l<etika aku mengeraskan bacaan. "16 Sebagian dari
kami menjawab, "Karni memang melakukan itu." Beliau bersabda
j\'ri)t
t: i*:t'rl'n >G'tt';Sr L';ii
,c -t ,
.;T;Jt it... Vt
j-y'J';1 r:1,
,:\j
"Jangan, mengapa oku diganggu (saat membaca) Al Qur'an.
Janganlah kqlian membaca sesuatu dari Al Qur'an jika aku
mengeraskan bacaan, kecuali hanya Ummul Qur'an. " lni merupakan
nash yang tegas tentang seorang makmum.
Abu IsaAt-Tirmidzi juga meriwayatkan pengertian hadits tersebut dari
Hadits Muhammad . At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan.
Hadits inilah yang dipraktikan oleh mayoritasAhlul ilmi dari pada sahabat
Nabi dan Tabi' in dal am masalah bacaan di belakang imam. Pendapat itu pun
merupakan pendapat Malik bin Anas, Ibnu Al Mubaralg Asy-Syafr' i, Ahmad,
dan Ishaq. Mereka mempuryai pendapat tentang membaca surah di belakang
imam. Hadits tersebutjuga diriwayatkan oleh Ad-Daraquthni, dan dia berkata
"Sanad ini adalah sanad yang hasaq dan semua orang-oftmgnya adalah orangorangyang
tsiqah."
Ad-Daraquthni menyebutkan bahwaAbu Nu'aim menetap di Eliya,
dan dia adalatr orang yang pertama mengumandangkan adzan di Baitul Maqdis.
Abu MuhammadAbdul Haq berkata, "(Nama) Nafi'bin Mahmud tidak
disebutkan olehAl Bukhari dal amTarilh-ny4 tidakjuga oleh IbnuAbi Hatim.
BahkanAl Bukhari dan Muslim tidak sedikit pun meriwayatkan haditsnya."
16
HR. Abu Daud pada pembahasan tentang Shalat, bab: Orang yang Memakruhkan
MembacaAl Faatihah KetikalmamMengeraskan(Bacaannya), l/218,219,np.826;At-
Tirmidzi pada pembahasan tentang Shalat, 2/l18, no. 302; dan Ad-Daraquthni pada
pembahasan tentang Shalat, 11217.
f-lo8l
F*.ilr Fuutih.hl