Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

seorang pun yang membaca: Fli fli
fi *,
'Dengan menyebut
namaAllahyang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 'Hal ini terjadi
karenamerekamengikuti swurah Rasulullah. Fakta ini membantah hadits kalian.
Kendati demikian, para ulama madztrab kami menyunahkan membaca
basmalah di dalam shalat sunnah. Hal ini berdasarkan kepada atsar yang
menyatakan tentang membaca basmolah, atau paling tidak demi keleluasaan
dalam masalah tersebut. Imam Malik berkata 'Tidak masalah jika seseorang
membacanya (basmalatr) di dalam shalat sunnah atau seseorang yang sedang
memperlihatkan (bacaan) Al Qur' an. "'
Kesimpulan dalam madzhab imam Malik dan para satrabatnya adalatr,
bahwa basmalaft -menunrt
pendapat merekr bukanlah ayat dalam suratr
Al Faatihatr dan bukan pula dalam stratr yang lainnya. Mushali (orang yang
shalat) tidak boleh membacanya dalam shalat fardhu danjuga shalat yang
lainny4 baik secara samar maupun secara keras. Namun demikian, mushalli
boleh membacanya dalam shalat sunah. Inilatr pendapat yang terkenal dari
madztrab imam Malik, yang terdapat pada sosok para sahabatnya.
Namun dari imam Malik pun diriwayatkan adanyapendapat yang lain,
yaitu batrwa basmalahboteh dibacadi awal suratr ftecualiAl Faatihatt) dalam
shalat sunnatr, namun tidak boleh dibaca di awal suratrAl Al Faatihah.
Ibnu Nafi meriwayatkan dari imam Malik (pendapat yang mengatakan
boleh) memulaibacaan (Al Qur'an) denganbasmalatr, baikdi dalam shalat
fardhu maupun di dalam stralat smna[ dan basmalah tidak boleh ditinggalkan
samasekali
Di antara penduduk Madinah pun ada yang berpendapat batrwa
membaca suratr Al Faatihah itu harus dari lafazh F)i rfli fi *,
" Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. " Di antara orang-orang yang meriwayatkan pendapat tersebut
adalah Ibnu Umar dan Ibnu Syihab. Pendapat itu pun dikemukakan oleh imam
Asy-Syafi' i, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, dan Abu Ubaid.
[4
Perbedaan pendapat ini menunjukkan batrwa permasalatran ini adalah
[Frd. I