Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

Selain lbnuAthiyah berkata "Pendapat yang pertama (bahwa di dalam
Al Quran tidak terdapat lafah-latazhyang bukan bahasaArab) adalatr lebih
shahih."
Adapun perkaraan lbnuAthiyah yang menyatakan batrwa lafazh-lafaztt
tersebut adalah lafbzh-lafhzh yang asli dalam perkataan selain orang-oftIng
Arab, tapi merupakan lafazh-lafazhserapan dalam perkataan orang-orang
Arab, (perlu diketatrui) batrwa pendapat ini tidaklah lebih baik daripada
pendapat sebaliknya. Sebab orang-orang Arab itu tidak terlepas dari
kennnrgkinan eakah mer€ka rn€nggunalon lataz}l.-lataz}l.tersebut dalam dialog
mereka ataukatrtidak?
Jika yang terjadi adalatr yang pertama (mereka menggunakan lafazhlafaztr
tersebut), maka lafaztr-lafaztr tersebut adalatr perkataan mereka. Sebab
bahasa dan perkataan mereka tidak akan mempunyai arti apa-apa kecuali
jika lafaztr-latazhitupun merupakan batmsa mereka. Dalam hal ini, bukan
suahr hal png musatril bila slain rnerrd<a meryramai mereka dalam penggrrnaan
sebagian kaa-kata mereka Demikianlah png dikemukakan oleh imam agung
AbuUbaidah.
Jika dikatakan bahwa lafazhlafazh tersebut tidak sesuai dengan atuan
stmdar (w azan) dalam perkataan orang-omng Arab, sehingga lafazh-lafazh
tersebut bukan merupakan bahasa mereka, maka kami jawab dengan
mengatakan: siapayang menyetujui kalian membatasi aturan standar (wazan)
mereka, sehinggakaliandapatmengeluaftanlafazh-lafaztrtersebutdari
batnsa
mereka. KetahuilatrbatrwaAl Qadhi pemahmembahas asal muasal aturan
standar (baca: wazan) perkaaan orang-orang, lalu dia mengembalikan namanama
tersebut ke dalam aturan standar ini melalui ketentuan yang berlaku
dalamilmunatrwu.
Thpi j ika orangorang Arab itu tidak menggrmakan lafa^-lafahtersebut
dalam dialog merek4 dan mereka pun tidak mengetahui lafa^-lafahtersebut,
maka dalam hal ini perlu diketatrui bahwamustahiljikaAllatr mengajak mereka
berbicara dengan bahasa yang tidak mereka ketahui. JikaAllah mengajak
tE
Bab Apakah di Dalam Al Qur'an ...