Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

bangsaArab dengan bahasa merek4 juga dengan seni-seni bicara dan diskusi
mereka. Manakala seni bicara mereka didasarkan pada mendahulukan
ungkapan yang terakhir dan mengakhirkan ungkapan yang terdahulu, maka
merekapun diajak berdialog (olehAllatr) dalamAl Qur'an dengan gaya ini.
Seandainya mereka kehilangan gaya ini dalam Al Qur' an, niscaya mereka
akan berkata, 'Mengapagayayang terdapat dalam pembicaraan kita dan
yang indatr dalam susunan Oahasa) kita ini dihilangkan.'
Abid bin Al Abrastr3 berkata:
(Air mata) dari sebagian mereka itu tergantilean oleh sikap liaa
dan lceadaan telah merubah kondisinya.
Kedua matamu, airmatanya adaloh fotamorgorto,
Seolah-olah urat-ural kedua mata itu telah pecoh.
Maksud Abid adalatr: airmata yang tardapat di kedua matamu adalatt
fatamorgana yang kemtdian b€rganti --"ada diri orang yang merrilikinyr
menjadi sikap yang liar. Dengan demikian, dalam syair itu ungkapan yang
teral<trir didatrul*aru seaangkan ungkapan png terdrya diawal diakhirkan.
Makna sanrnD adalatr sesuattr yang ilipancanglcan di muka buni . Kala saoib
adalatr berasal dari kata tersebu! artinya addah sesuatu yang hilang di
hadapannya -{i muka hrni.
Seorang penyair berkda:
Bagaimana mungkin kanu alcan hilong sementora komu bulanlah
fotamorganat
3
Abid bin Al Abrash bin Jasym bin Amir bin Khuzaimah adalah seorang penyair yang
sangat terkenal di masa lalu. Lihat kitab Al Mu'talifwa Al Mulhtaliftii Asmao Asy-
Syu'arawa Kunaahum, halaman l9E.
a
Ungkapan ini adalah awal bait sedangkan akhirnya adalah:
mimpi-mimpi yang tidak dekat (iouh) itu semakin dekat.
Syair tersebut diungkapkan oleh Qais bin Al Khathim, seorang penyair Persia yang
berasal dari Aus. Demikianlah, sedangkan makna dari saanD adalah sesuatu yang hilang
dari hadapannya di muka bumi.
Adapun orang yang meriwayatkan syair tersebut dengan lafaz)r sarait, bukan sarabti,
Tafsir Al Qurthubi