Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

pembunuhan) dari perkataan orang yang telatr mati dibunuh, misalnya saja
dengan ucapan: "saya dibunuh oleh si fulan", ataujug4 "si fulanlatr yang telatr
merrhmrhku."
Pardapat ini ditolak oleh Syaf i danjumtlrulama Danmemang inilatl
yang paling benar, karena perkataan orang yang dibunuh, dengan ucapan:
"saya dibunuh oleh si fulan " atau "si fulanlatr yang telah mernbunuhlat" adalatl
suatu pemberitatruan yang kebenarannya atau kebohongannya masih benrpa
kemungkinan. Padatral para ulama bersepakat bahwa nyawa tertuduh itu
ma'sum (terjaga) dan tidak boleh dilenyapkan kecuali dengan hal yang
meyakinkan, dan tidak ada keyakinan dengan adanya kemungkinan tadi.
Dengan demikian makaucapan dan pengakuan dari orangyang terbunuh
tidak dapat dijadikan sandaran hukum.
Adapun orang yang terbunuh dad Bani Israil pada ayat ini adalah satu
mukjizat, danAllah SwTjugatelatr memberitatrukan kita melalui firman-Nya
batrwa Dialatr yang menghidupkan orang tersebut. Dan firmanAllatt SWT
adalah pemberitahuan yang dapat dipastikan kebenarannya dan tidak ada
kemungkinan sama sekali didalamnya. Jelas sekali dua hal ini sangA berbeda
IbnuArabi mengatakansr8 bahwa mukjizatnya pada saat itu hanyalah
ketika mayit tersebut dihidupkan kembali, namun walaupun ia dihidupkan
dengan mukj izatperk,ataanyang keluar dari mulutrya masih sama dengan
perkataan manusia lainnya, bisa diterima dan bisa juga ditolak. Hal itu
disebabkan karena benamya seluruh perkataan itu hanyalah milikAllah SWT,
dan didalam ayat tidak disebutkan bahwa perkataan dari mayit yang telah
dihidupkan kembali itu tmrus diakui kebenararmya.
Namun,Al Buktrari, Syaf i, dan sebagian besarulamalainnyamenolak
pendapat ini, dan mereka mengatakan: untuk apa orang tersebut dihidupkan
kalau perkataannya tidak dapat dipercaya?
stt Ahkam Al Qar'an milik Ibnul Arabi l/25.
Surah A[ Baqarah